REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Swedia merupakan salah satu pasar potensial negara tujuan ekspor kopi asal Jawa Barat. Apalagi mayoritas warga di sana sangat menyukai komoditas itu.
"Acara 'The Colour of Indonesia 14 Mei 2018' di Stockholm, Swedia, yang diselenggarakan KBRI Swedia menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk memasarkan kopi Jabar kepada warga Swedia, terlebih warga Swedia yang cinta kopi, bahkan terungkap rata-rata dari mereka meminum delapan hingga 10 gelas kopi per hari," kata Gubernur Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dalam siaran persnya, Selasa (27/3).
Saat ini, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini melakukan kunjungan kerja ke Swedia.
Menurut Aher, berdasarkan informasi dari Dubes LBBP RI untuk Swedia Bagas Hapsoro, "The Colour of Indonesia 14 Mei 2018" di Stockholm, Swedia, yang diselenggarakan oleh KBRI Swedia.
Pihaknya menyambut baik acara 'The Colour of Indonesia 14 Mei 2018' di Stockholm, Swedia, yang diselenggarakan KBRI Swedia karena acara tersebut bisa menjadi kesempatan baik untuk membangun kerja sama antara Jawa Barat dan Skane Region.
Apalagi selain acara promosi kopi, di sini (Swedia) pun akan digelar promosi seni budaya Indonesia, pariwisata dan perdagangan yang mengenalkan Indonesia ke publik Swedia."Salah satu yang lebih cair itu memang melalui kegiatan seni budaya," kata Aher.
Ia mengatakan kaitannya dengan kopi, di Jawa Barat banyak perajin kopi yang sudah biasa dengan even besar.
"Mereka para perajin kopi Jabar bisa datang, dan kita akan kirim ahli racik kopi Jabar yang sudah bersertifikat (sertifikat itu dikeluarkan Amerika Serikat) pada even 14 Mei 2018 nanti," kata dia.
Menurut dia, para peracik kopi yang akan didatangkan nanti juga telah hatam keseluruhan kopi sekaligus memiliki akses langsung dengan pemilik kebun kopi, bahkan mereka mempunyai kebun kopi.
Dengan begitu, para pecinta kopi di Swedia akan mendapatkan penjelasan tentang keseluruhan Kopi Jawa Barat.
"Di Jawa Barat tengah hangat-hangatnya kopi. Sebab selain mampu mendatangkan keuntungan secara ekonomi, di sisi lain berguna untuk kepentingan konservasi lingkungan. Ekonomi ada, lingkungan pun bagus," kata Aher.
Sementara itu, Dubes LBBP RI untuk Swedia Bagas Hapsoro menambahkan 'The Colour of Indonesia 14 Mei 2018' di Stockholm, Swedia ini bertepatan dengan FIKA (tradisi minum kopi di Swedia).
"Bulan depan kita akan terus gebyarkan di sini. Tahun lalu sempat dilakukan dan mendapat tanggapan positif dari mereka," ujar Bagas.
Bagas mengatakan hal ini jadi ajang yang sangat baik untuk menarik calon wisatawan asal Swedia untuk berlibur ke Indonesia.
"Pensiun mereka cukup besar. Dan ini menjadi potensi bagi Indonesia, terlebih mereka cenderung menyukai tempat yang eksotis, berterumbu karang dan bersih untuk menikmati libur di masa pensiun, persoalannya harus dilengkapi wifi dan fasilitas yang terkoneksi dengan internet, "kata Bagas.
Dia menegaskan siap mengadakan sebuah perjalanan ke Indonesia membawa wisaratawan dari Swedia, terlebih saat ini minat warga Swedia berlibur ke Indonesia meningkat.
Sementara itu, First Secretary for Economic Affairs KBRI Swedia Rahmawati Wulandari menyebut, pihaknya sudah menemui asosiasi kopi di Swedia agar menggerakkan anggotanya untuk ikut mendukung acara 14 Mei nanti.
"Mereka ini peminum kopi (bahkan bisa delapan gelas per hari). Kita ingin promosikan sekaligus membuka pengetahuan warga Swedia tentang Kopi Indonesia, khususnya Kopi Jawa Barat," jelas Rahma.
Menurut Rahmawati merek Kopi Indonesia asli harus dikenalkan dan melalui acara tersebut, pihaknya berharap Kopi Indonesia, termasuk Kopi Jawa Barat bisa di kenal di Swedia.
"Para pecinta kopi di sini (Swedia) rata-rata ingin mengetahui dan berinteraksi langsung dengan pemilik kebun kopi sebelum mau menikmatinya. Kita akan coba agar mereka mau datang dan melihat kebun kopi di Jabar, bahkan mengetahui proses mulai di kebun hingga kopi tersebut bisa diminum," ujar dia.
Hal itu penting untuk menarik pecinta kopi Swedia, terlebih mereka harus mengenal terlebih dahulu untuk kemudian 'membeli' kopi.