Selasa 27 Mar 2018 14:16 WIB

NTT Target Antarpulaukan 69.950 Ekor Sapi

Sapi sudah dikirim ke sejumlah daerah tujuan antara lain Samarinda dan DKI Jakarta.

Petugas Balai Karantina NTT memeriksa sapi yang telah dinaikan ke atas kapal kargo yang akan dikirim antarpulaukan.
Petugas Balai Karantina NTT memeriksa sapi yang telah dinaikan ke atas kapal kargo yang akan dikirim antarpulaukan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Peternakan Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengemukakan, pemerintah provinsi setempat menargetkan jumlah sapi yang diantapulaukan pada 2018 sebanyak 69.950 ekor. "Target sapi yang akan diantarpulaukan untuk tahun ini sebanyak 69.950 ekor, bertambah dibanding tahun 2017 sebanyak 63 ribu ekor sapi," kata Dani Suhadi di Kupang, Selasa (27/3).

Ia mengatakan, dari Januari 2018 hingga saat ini, sapi sudah dikirim ke sejumlah daerah tujuan. Seperti ke Samarinda, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta totalnya sebanyak 5.825 ekor.

Selanjutnya, kata dia, daerah tujuan pengiriman sapi bisa kembali bertambah tergantung permintaan yang masuk dari daerah tujuan. "Pemerintah siap mengirim kalau ada permintaan yang masuk dengan tetap memperhitungkan kuota yang ada," katanya.

Dani menjelaskan, pengiriman sapi dari provinsi ini melalui jalur laut menggunakan kapal tol laut KM Cemara maupun kapal kargo yang beroperasi setiap dua minggu. Ia mengatakan, penambahan jumlah kuota pengiriman tersebut sudah disesuaikan dengan perhitungan jumlah populasi yang ada di daerah-daerah lumbung sapi seperti di Pulau Timor, Sumba, dan Flores.

Dengan begitu, dia mengatakan populasi sapi dipastikan tetap terjaga karena seimbang antara produktivitas dengan jumlah yang dikirim keluar daerah. Dinas Peternakan NTT mencatat populasi sapi di provinsi berbasiskan kepulauan ini hingga akhir tahun 2017 mencapai sekitar 1.003.000 ekor.

Jumlah itu, dia mengatakan, semakin meningkat sekitar 26 ribu ekor dari perhitungan sebelumnya pada enam bulan pertama di tahun 2017. Ia menjelaskan, peningkatan populasi sapi ini didukung dengan upaya khusus sapi induk wajib bunting (Upsus-Siwab) untuk mendukung produktivitas baik di tingkat peternakan rakyat maupun pada sejumlah instalasi khusus sapi yang dikelola pemerintah.

"Untuk instalasi khusus ini lebih pada penyediaan bakalan bibit sapi yang kami lakukan di lima lokasi. Masing-masing dua di Pulau Sumba, dua di Pulau Timor, dan satu instalasi di Pulau Flores," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement