Selasa 27 Mar 2018 12:24 WIB

ProFauna Temukan 38 Jenis Burung Langka

Burung langka itu berada di area hutan afdeling Damarwulan, Kabupaten Kediri, Jatim.

Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid
Foto: Facebook
Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- ProFauna Indonesia menemukan sekaligus mengidentifikasi 38 jenis burung langka yang berada di area hutan afdeling Damarwulan, Kabupaten Kediri, Jatim pada pertengahan Maret 2018. Menurut Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid di Malang, Selasa (27/3), burung-burung yang berhasil diamati tim ProFauna ini antara lain Bubut alang-alang (Centropos bengalensis), Cekakak batu (Lacedo pulchella), Paok pancawarna (Pitta Guajana), Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus), dan Kadalan kembang (Phaenicophaeus javanicus), dan Serindit jawa (Loriculus pusillus).

"Dari kelompok jenis elang yang ditemukan, ada dua jenis yaitu Elang bido (Spilornos cheela) dan Elang hitam (Ictinaetus Mmalayensis ) dan ada sebelas jenis burung yang ditemukan itu merupakan satwa dilindungi," kata Rosek.

Ke-11 jenis burung yang dilindungi itu adalah Paok pancawarna (Pitta guajana), Cekakak sungai (Todhiramphus chloris), Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak batu (Lacedo pulchella), Madu sriganti (Nectarinia jugularis), Takur tenggeret (Psilopogon australis), Takur tohtor (Psilopogon armillaris), Takur tulung tumpuk (Psilopogon javensis), Takur ungkut ungkut (Psilopogon haemacepahala), Elang bido (Spilornos cheela) dan Elang hitam (Ictinaetus malayensis).

Ia mengaku terdatanya puluhan jenis burung di hutan Damarwulan Kediri itu sangat menggembirakan. Karena beberapa jenis burung tersebut sudah jarang ditemukan di alam di Jawa Timur, misalnya serindit jawa dan paok pancawarna. Kedua jenis burung ini termasuk jenis yang masih sering diperdagangkan di pasar burung.

Burung paok pancawarna, misalnya, sebetulnya sudah termasuk daftar jenis satwa liar yang dilindungi. Tapi sayangnya masih banyak diperdagangkan di pasar-pasar burung karena keindahan warna bulunya.

Rosek yang sudah melakukan pengamatan satwa liar sejak 1994 itu menambahkan burung Serindit termasuk keluarga burung Nuri kecil yang saat ini keberadaannya di alam semakin jarang. "Ini adalah perjumpaan saya pertama kali di alam setelah terakhir kali menjumpainya 10 tahun yang lalu di daerah Malang Selatan," katanya.

Penangkapan burung di alam untuk diperdagangkan menjadi pemicu semakin langkanya berbagai jenis burung di habitat alaminya. Burung-burung yang dulu umum dijumpai, kini semakin jarang, misalnya burung kacamata, pentet dan prenjak.

"Kegiatan pendataan satwa liar di alam yang kami beri nama Wild Animals Watching (WAW) ini rutin diadakan setiap bulan oleh suporter ProFauna di berbagai daerah. Dengan harapan akan memupuk rasa cinta satwa liar yang hidup di alam bebas dan bisa memberikan sumbangsih informasi bagi upaya pelestarian satwa liar itu," kata Erik Yanuar, juru kampanye ProFauna Indonesia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement