REPUBLIKA.CO.ID ,GARUT -- Kebakaran terjadi di SDIT Pesantren Siliwangi di Jalan Raya Tutugan Desa Haruman Kecamatan Leles Kabupaten Garut Jawa Barat, Senin (26/3), pukul 18.30 WIB. Akibatnya sebagian gedung terdampak kebakaran.
Mulanya percikan api diduga pertama kali muncul dari bangunan yang diketahui sebagai ruangan dapur umum. Selanjutnya, api merambat ke dua bagian ruangan di sampingnya. Akibatnya, semua koleksi perpustakaan mini, komputer, alat marching band dan alat peraga yang terbagi ke dalam empat sekat ruangan pun terbakar.
Pimpinan Yayasan Siliwangi Ila Susanti mengungkapkan ketika 'si jago merah' menyala semua santri dan penjaga pesantren sedang melaksanakan ibadah salat magrib di masjid. Sehingga tak ada yang berada di lokasi kebakaran.
"Memang setiap magrib, semua ada di masjid beribadah," katanya pada wartawan.
Ila menyebut kebakaran baru diketahui oleh warga sekitar yang berteriak bahwa ada api yang menjalar di gedung tepat di belakang kantor Desa Haruman. "Setelah keluar dari masjid, baru tahu api sudah menjalar ternyata," ucapnya.
Beruntung insiden kebakaran tidak menyebabkan korban jiwa atau pun luka. Namun ia memprediksi kerugian akibat kebakaran mencapai ratusan juta rupiah. "Ya semua peralatan kebutuhan pesantren semuanya ada di situ, jadi kerugian ya besar," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Garut Aji Sukarmaji mengatakan pihaknya menerjunkan empat mobil pemadam ke lokasi guna mengalahkan si jago merah.
"Kami menerima laporan dan langsung di lokasi 13 menit setelah kejadian," sebutnya.
Dengan kerja keras damkar, api yang berkobar mampu dipadamkan usai hampir dua jam memakan waktu. "Tidak ada kesulitan selama proses pemadaman berlangsung dan api padam pada pukul 20.00 WIB," tuturnya.
Tetapi ia belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran lantaran masih diselidiki. "Ada kemungkinan api berasal dari kompor gas yang lupa dimatikan dan selang penghubung bocor, karena di dekat lokasi ada dapur," ucapnya.