REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, menyakini sejauh ini tidak ada nama cawapres yang mampu mengerek elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres. Tapi, setidaknya cawapres dari Jokowi bisa dari tiga kelompok ini.
Djayadi mengatakan hal tersebut ketika dihubungi Republika.co.id di Jakarta pada Senin (26/3). Menurut Djayadi, ada tiga kelompok yang berpotensi besar menjadi pasangan Jokowi.
''Pertama adalah kelompok dari kalangan partai politik di mana ada (Ketua Umum Golkar) Airlangga Hartarto masuk dalam kategori ini,'' kata Djayadi.
Kelompok kedua berasal kalangan profesional seperti Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti. Terakhir atau ketiga yakni mereka yang masuk dalam kategori muda seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan.
Djayadi menilai kelompok terakhir ini yang memiliki potensi besar. Sebab, jumlah pemilih muda atau mereka yang berusia 38 tahun ke bawah menjadi kelompok dominan dalam Pilpres 2019.
Namun nama-nama cawapres yang akan dipasangkan dengan Jokowi, sejauh ini dinilai belum mampu memberi pengaruh terhadap peningkatan elektabilitas. Elektabilitas Jokowi masih bergantung pada kinerjanya sebagai presiden.
''Semua nama yang saat ini digadang-gadangkan sebagai pasangan Jokowi, memiliki tingkat elektabilitas kurang lebih sama,'' katanya. "Dengan kata lain, peluang tiap orang dalam daftar urut itu masih sama.''