REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah mata air di Sungai Winongo, Yogyakarta, direstorasi. Kegiatan ini dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan menggandeng Ground Water Working Group (GWWG) mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), masyarakat, komunitas pemerhati sungai, Pemerintah DIY, dan pihak swasta perusahaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Hari Air Sedunia 2018 dengan penyelamatan mata air di aliran sungai. Aksi bertema 'Sinergi Dan Kolaborasi Aksi Konservasi untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air' tersebut memprioritaskan tiga mata air yang hilang tertimbun sampah di Sungai Winongo yang melewati Kota Yogyakarta.
Dikatakan ketua panitia kegiatan, Djoko Rahardjo, rangkaian kegiatan diawali dengan diskusi dan workshop tentang air dan puncaknya adalah aksi bersih sungai dan penyelamatan tiga mata air yang tertutup sampah di sepanjang Sungai Winongo.
Pelibatan mahasiswa dari UKDW dan UGM menjadi bentuk pembelajaran implementasi pengetahuan akademis sekaligus pengabdian masyarakat. Pihaknya ingin membangkitkan kembali kesadaran masyarakat, khususnya warga Yogyakarta tentang pentingnya menjaga sungai dengan mengurangi membuang sampah ke sungai, menjaga dari longsor dan sedimentasi.
"Tahun ini, sinergi dan kolaborasi yang ada telah melibatkan lebih banyak pihak," ujarnya.
Ketua GWWG, Heru Hendrayana, menyampaikan apresiasinya kepada semua peserta yang terlibat. “Kami gembira dengan antusiasme pemangku kepentingan yang meningkat," kata dia.
Selain dari perhotelan dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA), kegiatan ini juga didukung oleh Global Water Partnership South East Asia dimana Danone Indonesia aktif berkontribusi di sana. "Harapannya ke depan akan semakin banyak pihak yang turut berpartisipasi, karena konservasi air di Yogyakarta adalah tanggung jawab kita semua,” jelasnya.
Ketua salah satu komunitas pemerhati sungai FKWA, Endang Rohijani, mengatakan timnya telah mengumpulkan data awal dari warga masyarakat senior di sepanjang sungai untuk mengetahui sejarah letak sejumlah mata air di aliran Sungai Winongo. Data itu yang kemudian menjadi dasar untuk kegiatan restorasi mata air hari ini.
“Selanjutnya mata air tersebut akan dikelola oleh FKWA dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Apabila manfaat sungai bisa dirasakan oleh masyarakat, kesadaran dan rasa memiliki masyarakat akan turut menguat, Saya apresiasi Danone Indonesia yang telah bergabung, semoga bisa disusul oleh pengguna air lainnya,” kata Endang.
Hari Air sedunia diperingati setiap 22 Maret, peringatan ini pertama kali diumumkan pada Sidang Umum PBB ke-47 pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Peringatan Hari Air kemudian mulai pada 1993 untuk memotivasi publik untuk memberikan dukungannya dalam konservasi air.
Aksi Bersih Sungai Winongo ini telah dimulai sejak 2016, gerakan yang saat itu diinisiasi oleh GWWG telah berhasil merevitalisasi mata air dengan membangun perpipaan yang dibutuhkan masyarakat. Pada 2017, tercatat mata air yang sudah di revitalisasi tersebut telah memberikan manfaat kepada 300 KK penggunanya.