REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan survei yang dilakukan Political Communication Institute (PolcoMM), publik tak menginginkan adanya poros ketiga dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Namun, jika poros ketiga dibentuk, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Zulkifli Hasan menjadi yang tertinggi elektabilitasnya untuk dimajukan sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
"Munculnya wacana poros ketiga, yakni Demokrat, PAN, dan PKB dalam pertarungan Pilpres 2019 menjadi alternatif di tengah ketatnya wacana pertarungan dua poros Jokowi dan Prabowo," ungkap Direktur PolcoMM Heri Budianto di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (25/3).
Baca juga, Demokrat Serius Lahirkan Poros Ketiga
Heri menjelaskan, pihaknya melakukan survei ke publik terkait adanya poros ketiga tersebut. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 1.200 orang di 34 provinsi di Indonesia itu, 41,15 persen di antaranya memilih agar sebaiknya Pilpres 2019 diperebutkan oleh dua pasang calon.
"Sementara itu, 37,47 persen menjawab sebaiknya tiga pasang, dan 13,50 persen menjawab tidak tahu. Untuk pilihan satu pasang melawan kotak kosong ada sebanyak 7,78 persen," tuturnya.
Meski demikian, sebanyak 30,45 persen responden meyakini poros ketiga tersebut akan terbentuk untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2019. Angka tersebut unggul dari jumlah yang menjawab tidak yakin terbentuk, yaitu 20,19 persen. Tapi masih kalah dengan jumlah responden yang menjawab tidak tahu, sebesar 49,36 persen.
"Jika poros ketiga terbentuk, responden memilih AHY sebesar 21 persen dinilai pantas untuk diusung sebagai capres. Posisi kedua Zulkifli Hasan sebesar 15,33 persen, Gatot Nurmantyo sebesar 12,33 persen, Mahfud MD 10,25 persen, dan Muhaimin Iskandar sebesar 9,42 persen," jelas Heri.
Sementara itu, lanjutnya, untuk cawapres, para responden menilai Zulkifli Hasan pantas diusung dengan presentase 21,25 persen. Posisi berikutnya diisi AHY sebesar 19,25 persen, Gatot Nurmantyo 17,17 persen, Muhaimin Iskandar 9,75 persen, dan Yusril Ihza Mahendra 8,33 persen.
Dalam melakukan survei, PolcoMM menggunakan metode multistage random samlling dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Survei dilakukan pada 18 Maret-21 Maret 2018 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 perden dan margin of error sebesar 2,83 persen.