REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengaku bersyukur bisa bertemu para relawan TGB Sulawesi Selatan (Sulsel). Gubernur NTB dua periode itu mengaku agak cukup bingung dengan antusiasnya para relawan yang begitu semangat mendukungnya meski tidak pernah bertemu secara langsung.
"Terima kasih, ini membuktikan semangat kerelawanan itu masih ada," ujar TGB saat bertemu relawan dan sahabat TGB di Hotel Arthama, Makassar, Sulsel, Sabtu (24/3) malam.
Nama TGB mencuat sebagai salah satu kandidat potensial untuk Pilpres 2019 tatkala adanya pertemuan Alumni Al Azhar Cabang Indonesia di Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada Januari lalu. Dalam pertemuan tersebut, TGB diberi amanah untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
"Saya diminta di situ menjadi orang yang diamanahkan untuk berjuang dalam kontestasi kepemimpinan nasional, jalan masih panjang," ucap TGB.
Usai acara tersebut, perlahan nama TGB melambung di kancah nasional. Undangan demi undangan dari sejumlah daerah pun terus berdatangan. TGB yang juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Internasional Cabang Indonesia sangat mengapresiasi para relawan dan Alumni Al Azhar dan juga Alumni Timur Tengah yang bahu membahu berjuang dan berkorban dalam langkah sosialisasi.
"Alhamdulillah dalam perjalanan waktu kemudian banyak kemudahan diberikan Allah. Termasuk dengan biaya swadaya dari alumni, yang saya sendiri terharu karena saya saksikan semangat dan pengorbanan yang luar biasa. Ini bentuk komitmen luar biasa," ungkap TGB.
Selain itu, banyak juga masyarakat yang ingin ikut berjuang dengan bergabung ke sejumlah tim relawan dan mengundang TGB datang ke daerahnya.
"Ada yang bertanya, itu TGB uangnya dari mana, memang bukan uangnya TGB tapi dari alumni dan relawan, ketika ke Aceh teman-teman alumni yang siapkan semuanya secara swadaya, pun di tempat lain dan ternyata banyak sekali simpatisan yang ketika dengar ada rencana ingin ikut berkontribusi dan dalam perjuangan," ucap TGB.
Model pergerakan berbasis kerelawanan yang dilandaskan kesamaan visi, lanjut TGB, merupakan bagian dari mewujudkan ikhtiar bersama dan meruntuhkan persepsi bahwa perjuangan politik itu harus dengan biaya yang besar.
"Saya berharap semangat ini bisa terus dijaga karena sesuatu yang baik itu butuh sebanyak-banyaknya orang yang pejuangkan. Pelajaran dari beberapa bulan ini yang paling penting ketika ada keikhlasan dan kerelawanan sesuatu yang dianggap berat bisa dipikul bersama," kata TGB menambahkan.
TGB menilai, segala sesuatu yang diawali dengan niat dan cara-cara yang baik diyakini akan menghasilkan sesuatu yang baik untuk Indonesia.