Jumat 23 Mar 2018 22:10 WIB

Bawaslu Antisipasi Dampak Skandal Cambridge Analytica

Bawaslu telah bertemu dengan Facebook Indonesia

Rep: dian erika nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Facebook. ILustrasi
Foto: Mashable
Facebook. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengatakan telah melakukan pertemuan dengan pihak Facebook Indonesia. Pertemuan itu salah satunya membahas potensi dampak skandal Cambridge Analytica bagi Pilkada 2018.

Pertemuan dengan Facebook tersebut dilakukan baru-baru ini. Namun, Fritz enggan menjelaskan rincian pembahasan yang dilakukan saat pertemuan. Ia hanya mengungkap salah satu poin pertemuan terkait potensi kejadian seperti kasus Cambridge Analytica terjadi di Indonesia.

"Kami sedang membicarakan antisipasi terhadap dampak kasus tersebut. Kajian ini nanti akan langsung diterapkan di Pilkada 2018," ujar Fritz lewat pesan singkat kepada Republika, Jumat (23/3).

Sebelumnya, Facebook menjadi salah satu penyedia paltform media sosial yang diajak oleh Bawaslu dalam deklarasi internet bebas hoaks dalam Pilkada 2018. Pertemuan yang dilakukan kedua belah pihak, kata Fritz, juga membahas tindak lanjut atas deklarasi tersebut.

"Kami menindaklanjutinya dalam hal yang lebih luas," tambahnya.

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ratna Dewi Pettalolo, mengatakan, sedang melakukan kajian terhadap potensi dampak kasus penyalahgunaan data oleh lembaga konsultan politik asal Inggris, Cambridge Analytica, terhadap pelaksanaan Pemilu 2019. Menurut Ratna, pihaknya pun sedang mempersiapkan antisipasi jika kasus serupa nantinya terjadi di Indonesia.

"Soal dampak dari kasus Cambridge Analityca, masih dalam kajian Bawaslu. Kami masih mengkaji potensi dampak kasus itu terhadap pemilu di Indonesia," ujar Ratna melalui pesan singkat kepada Republika, Kamis (22/3).

Atas kajian itu, Bawaslu nantinya melakukan persiapan jika kasus penyalahgunaan data semacam itu terjadi dalam pemilu. "Benar sudah persiapan untuk antisipasi. Namun untuk pelaksanaan Pilkada 2018, kami belum memikirkan hingga ke sana. Kami masih fokus kepada ujaran kebencian, informasi hoaks, kampanye negatif dan kampanye hitam dalam pelaksanaan pilkada tahun ini," jelasnya.

Sebelumnya, pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengatakan dunia sedang dikejutkan oleh kabar bocornya data pengguna Facebook sebanyak lebih dari 50 juta akun kepada pihak ketiga. Menurut dia, kabar tersebut menyebar setelah ada pengakuan dari internal Cambridge Analytica bahwa mereka mendapatkan data dari Facebook, kemudian klien mereka menggunakannya.

Salah satu klien Cambridge Analytica adalah Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat di akhir 2016. Kabar tak sedap ini membuat saham Facebook turun sebanyak 6,8 persen. Bahkan, diperkirakan akan terus turun.

Selain itu, parlemen Uni Eropa memanggil Mark Zuckerberg untuk hadir di sidang parlemen Uni Eropa di Brussles Belgia. Parlemen Inggris tidak mau ketinggalan meminta penjelasan langsung dari Zuckerberg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement