REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus dilakukan oleh Brigade Pengendalian Kebakaran hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Setelah tiga hari berlangsung pemadaman, pada Kamis (22/3) api di lahan gambut Desa Sinunukan Enam, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara seluas 20 hektare sudah dapat dipadamkan.
"Jika terjadi kebakaran sulit untuk dipadamkan dan dapat berdampak kabut asap. Oleh karena itu, para petugas di lapangan tidak akan bosan untuk terus mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan dalam rilis yang diterbitkan KLHK, Jumat (23/3)
Berbagai koordinasi terus dilakukan dengan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, TNI, Polri, serta masyarakat. Kesiagaan tersebut dilakukan agar bara api tidak muncul dan menyebabkan kebakaran lagi.
Petugas mengungkapkan pemadaman cukup sulit dilakukan. Hal ini disebabkan luasan lahan kebakaran yang besar serta cuaca yang panas, serta lahan yang terbakar berupa gambut dengan kedalaman 1 hingga 1,5 meter.
Hingga Kamis malam, Posko Pengendalian Karhutla mencatat dua hotspot yang terpantau satelit NOAA-19 di daerah Kepulauan Riau. Selain itu, terpantau juga dua hotspot oleh satelit TERRA-AQUA (NASA) di daerah Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.