Jumat 23 Mar 2018 14:42 WIB

Jalur Penghubung Semarang-Demak Kembali Terancam Putus

Pergerakan tanah mengakibatkan sebagian badan jalan penghubung mulai retak.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jalur penghubung Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak di wilayah Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang kembali terancam putus. Pemicunya pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Dusun Banndungan, Desa Kalongan.

Saat ini pergerakan tanah yang terjadi terus mengakibatkan sebagian badan jalan yang juga menghubungkan Desa Kalongan dengan ibu kota Kabupaten Semarang, Ungaran ini mulai retak. Bahkan jalan penghubung tersebut, salah satu sisinya telah kehilangan bahu jalan. Karena amblas hingga kedalaman lebihdari 1 meter dengan panjang hampir lima meter.

Baru 2 Bulan, Jembatan Penghubung Semarang-Demak Putus

"Pengujung tahun 2017 lalu, badan jalan ini baru turun (amblas) dengan kedalaman sekitar 20 sentimeter. Kini sudah amblasdengan kedalaman hingga satu meter lebih," kata Kepala Desa Kalongan, Yarmuji, Jumat(23/3).

Jika tidak segera diantisipasi, jelasnya, maka jalur penghubung antar daerah ini bakal putus. Sebab, selain mengakibatkan pergeseran pergerakan tanah ini juga membuat tanah yang rata menjadi amblas.

Saat ini juga sudah terlihat rekahan tanah memanjang hingga 30 meter. Jika dilihat alur rekahan tanah ini juga memotong jalan penghubung yang menjadi akses warganya tersebut.

"Kalau laju penurunan tanah ini tidakdiantisipasi, bukan tidak mungkin jalan yang menghubungkan Kecamatan UngaranTimur (Kabupaten Semarang) dengan Kecamatan Mranggen (Kabupaten Demak) ini bisa terputus," kata dia.

Saat ini, masih jelas Yarmuji, guna menahan laju pergeseran tanah warga secara swadaya memasang pasak- pasak daruratdi sekitar lokasi tanah yang mulai amblas. Upaya ini diharapkan akan mampu menahanpergeseran tanah. Selain itu, warganya juga membat pagar pengaman darurat serta membuatkan saluran pembuangan darurat agar air hujan tidak langsung mengisi rekahan tanah atau tanah yang sudah bergeser.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement