Kamis 22 Mar 2018 15:55 WIB

Dispusipda Jabar Gencarkan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling menjadi salah satu cara mendongkrak minat baca masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Sandy Ferdiana
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat Taufiq Budi Santoso.
Foto: Istimewa
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat Taufiq Budi Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat tak henti bekerja keras demi menumbuhkan minat baca masyarakat. Mengajak masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, hanyalah salah satu cara.

Dispusipda Jabar lebih mengedepankan layanan ‘jemput bola’. Salah satunya dengan menyebar perpustakaan keliling ke daerah-daerah. Menurut Kepala Dispusipda Jabar Taufiq Budi Santoso, layanan perpustakaan keliling ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh dinasnya.

Satu bulan terakhir ini, pihaknya kembali mengintensifkan layanan ini. Kali ini, pihaknya menyebar perpustakaan keliling ke empat wilayah Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP). Layanan ini menyasar daerah yang memiliki agenda hari bebas kendaraan (car free day).

‘’Kita harus mendatangi tempat-tempat ramai,’’ ujar Taufiq. Menurut dia, awalnya layanan perpustakaan keliling hanya diberlakukan di wilayah Garut. Kemudian meluas ke Cirebon dan Purwakarta. Dispusipda Jabar sengaja berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membuka layanan perpustakaan keliling ini.

Karena, papar Taufiq, daerah dinilai lebih mengetahui area yang ramai dikunjungi warga. Dispusipda rencananya menambah layanan tersebut di Bogor. Secara bertahap, pihaknya akan menyediakan perpustakaan keliling di semua BKPP.

Hingga kini, ungkap dia, terdapat tujuh unit armada perpustakaan keliling di Provinsi Jabar. Masing-masing perpustakaan keliling dilengkapi dua petugas. Kata Taufiq, setiap armada dilengkapi rak berisi 500 hingga 600 buku. Jenis bukunya beragam.

Dispusipda juga menyiapkan buku yang sesuai dengan karakteristik daerah sasaran. Misalnya untuk di wilayah pesisir, disiapkan buku seputar kelautan dan perikanan. Adapun daerah yang mempunyai potensi pertanian, biasanya disuntik buku ihwal bercocok tanam. “Jadi, sebelum datang ke suatu daerah, kami memilih-milih buku dulu dengan melakukan survei. Nah, kalau di Kota Bandung bukunya sangat bervariasi,” ujar dia.

photo
Perpustakaan Keliling Dispusipda Jabar

Sekretaris Dispusipda Jabar Dinny Resmiati menambahkan, sejauh ini masyarakat antusias dalam memanfaatkan layanan perpustakaan keliling. Ia mengatakan, warga yang mengunjungi perpustakaan keliling berkisar 50 sampai 100 orang.

Menurut dia, biasanya warga terlebih dulu memerhatikan layanan perpustakaan keliling tersebut. Misalnya saat membuka layanan di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Kota Bandung, pengunjung tampak membaca buku sambil lesehan.

Karena dinilai lebih nyaman, warga yang datang membaca buku bisa lebih banyak. ‘’Buku yang dibawa juga bisa banyak. Kalau pakai keranjang bisa sampai 1.000 buku,” tambah dia.

Dinny mengatakan, beberapa daerah sebenarnya sudah menyediakan layanan perpustakaan keliling mandiri. Selain Kota Bandung, layanan serupa juga ada di Indramayu dan Garut. Untuk itu, papar dia, Dispusipda Jabar mengutamakan daerah yang belum mendapat layanan tersebut, serta daerah yang minim fasilitas literasi.

Perpustakaan kelilingpun menyambangi kawasan-kawasan pelosok Jabar. Untuk daerah pelosok, kata Dinny, Dispusipda biasanya menyimpan buku selama dua sampai tiga bulan. Setelah tiga bulan, pihaknya mengganti koleksi buku tersebut.

‘’Kami pernah mendatangi daerah yang sangat jauh di daerah Cantigi. Jarak tempuhnya sampai delapan jam. Ada kepuasan karena masyarakatnya sangat antusias,’’ ujar Dinny.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement