Rabu 21 Mar 2018 19:48 WIB

Anies Enggan Larang Penggunaan Air Tanah

Anies berpendapat penggunaan air tanah secara berlebihan tak lantas harus dihentikan.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ratna Puspita
Anies Baswedan
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Anies Baswedan mengatakan, krisis air di Jakarta harus diantisipasi dengan tepat. Ia menilai, penggunaan air tanah secara berlebihan, yang disebut sebagai penyumbang terbesar turunnya muka tanah di Ibu Kota, tak lantas harus dihentikan.

Menurutnya, hal penting terkait penggunaan air tanah adalah menggunakannya secara efisien. Hal yang juga tak kalah penting, Anies mengatakan, pengembalian air yang digunakan ke dalam bumi serta proses pengolahannya. 

"Sehingga kualitas air yang dikembalikan ke dalam tanah itu kualitas yang baik," kata dia di Jakarta Barat, Rabu (21/3).

Anies mengatakan, penggunaan air tanah itu bisa dilakukan dengan cara yang tak merusak lingkungan hidup. Karena itu, pengendalian penggunaan air tanah harus diimbangi dengan cara mengembalikan air pascapenggunaan ke tanah. Hal itu dinilai bisa mencegah berkurangnya air tanah secara signifikan.

Menurutnya, pengendalian itu harus dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. "Kita bicara tentang memenuhi kebutuhan warga Jakarta. Jadi kuncinya adalah bagiamana kebutuhan air itu terpenuhi di Jakarta," ujar dia.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan air menjadi isu penting saat ini. Ia menyebut kebutuhan air khususnya di Jakarta jauh lebih banyak dari suplainya. Bambang bahkan menyebut sudah bisa dikatakan gawat.

"Orang masih mengira air tersedia di mana-mana dan suplainya banyak, padahal tidak. Di Jakarta misalnya, itu gawat sekali sekarang kebutuhan 28 kubik tapi suplainya hanya 18, jadi defisit," kata dia dalam pembukaan Forum Konsultasi Publik (FKP) di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (21/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement