Rabu 21 Mar 2018 19:20 WIB

Semarang Antisipasi Dampak Siklon Tropis Marcus

Salah satu antisipasi yang dilakukan adalah menyiagakan relawan dan rescuer.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi perubahan pola cuaca karena adanya siklon tropis.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi perubahan pola cuaca karena adanya siklon tropis.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang telah menyiapkan langkah-langkah guna mengantisipasi dampak Siklon Tropis Marcus. Salah satu antisipasi yang dilakukan adalah menyiagakan relawan dan rescuer.

Sejauh ini, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau, potensi siklon ini terpantau di Samudera Hindia. Namun tidak menutup kemungkinan, fenomena cuaca ini bisa berdampak bagi wilayah Jawa Tengah bagian selatan maupun wilayah Kabupaten Semarang. 

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, kendati telah disiapkan tim rescue, masyarakat juga tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di daerah potensi tanah longsor. Empat kecamatan yang memiliki potensi tanah longsor, yakni meliputi Kecamatan Ungaran Barat, Bringin, Banyubiru dan Kecamatan Getasan.

Hal ini belajar dari peristiwa Siklon Tropis Cempaka yang membuat wilayah bagian selatan Pulau Jawa terdampak banjir bandang. “Di Kabupaten Semarang juga kebagian bencana tanah longsor akibat curah hujan yang sangat tinggi," kata dia di Ungaran, Rabu (21/3).

Selain itu, dia juga meminta masyarakat mengantisipasi kecepatan angin yang diperkirakan akan berembus kencang selama siklon Marcus berlangsung. “Kalau ada pohon yang daun serta rantingnya lebat bisa dikurangi. Apalagi kecepatan angin yang akan melanda beberapa wilayah diperkirakan cukup kencang,” jelasnya.

Heru juga mengimbau agar tiap pengelola desa wisata berupa air terjun dan arung jeram untuk senantiasa memantau kondisi cuaca serta mengedepankan keamanan dan keselamatan para pengunjung. Begitu pula dengan aktivitas memancing serta wisata air di Danau Rawapening. 

"Disarankan tidak terlalu ke tengah atau membatalkan aktivitas di tengah rawa apabila turun hujan,” kata Heru.

Laman BMKG merilis informasi terkait prospek pertumbuhan Siklon Tropis Marcus di wilayah Indonesia, khususnya sebelah selatan katulistiwa. Pada 21 Maret 2018 mulai pukul 19.00, posisi siklon yang dimaksud berada di Samudera Hindia, tepatnya sebelah selatan Jawa Tengah.

Guna mengantisipasi hal ini, BPBD Kabupaten Semarang juga telah mengirimkan surat edaran kepada masingmasing camat. BPBD juga akan menyampaikan perkembangan informasi dari BMKG melalui sambungan telepon, pesan singkat, hingga radio komunikasi ke masing-masing posko siaga di empat kecamatan tersebut.

BPBD juga mewajibkan pembaruan data pantauan situasi terakhir dari masing-masing kecamatan yang telah disiagakan. Heru menerangkan tim relawan dan rescue akan disiagakan hingga awal April mendatang. 

Terkait cuaca, BMKG melalui Stasiun Meterologi dan Klimatologi Cilacap juga telah merilis peringatan dini bahaya gelombang laut selatan, yang berlangsung sepanjang Rabu ini hingga Kamis (22/3) pukul 07.00 WIB. Menurut Prakirawan Feriharti Nugroho Wati, gelombang laut dengan ketinggian berkisar 2,5 hingga empat meter berpotensi terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, serta perairan bagian selatan Yogyakarta.

“Tinggi gelombang berkisar 4 hingga  6 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement