Rabu 21 Mar 2018 19:09 WIB

Marak Kasus Skimming, Polda Metro Bentuk Timpora

Warga asing menjadi target pengawasan Timpora

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi kembali tangkap satu WNA asal Bulgaria atas kasus skimming di ATM, dirilis Senin (19/3) di Unit Resmob Mapolda Metro Jaya.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Polisi kembali tangkap satu WNA asal Bulgaria atas kasus skimming di ATM, dirilis Senin (19/3) di Unit Resmob Mapolda Metro Jaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua bank besar ternama di Indonesia berhasil disusupi oleh penjahat skimming, para nasabah pun dirugikan karena uang mereka berkurang secara misterius. Untuk cegah hal serupa, Polda Metro Jaya membentuk Timpora (Tim Pemantau Orang Asing).

Timpora dibentuk oleh Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya untuk berjaga khususnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Warga negara asing (WNA) menjadi target pengawasan Timpora lantaran para pelaku skimming sebagian besar berasal dari luar Indonesia.

"Kita, Polda Metro Jaya ada Direktorat Intelijen, di situ ada satuan pengawasan orang asing (Timpora) dan informasi ini sudah kita kirim pada Dir Intelijen," kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Rabu (21/3).

Lebih lanjut Nico menjelaskan, Polda Metro Jaya juga akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM untuk memperketat keamanan, agar terhindar dari tindak pidana skimming oleh WNA.

"Tentu iya, jadi sesuai dengan kewenangan imigrasi dalam melakukan pengecekan terhadap orang asing dan juga memberikan visa, tentunya data yang kami dapat ini diperlukan oleh pihak imigrasi. Kami membutuhkan data dari pihak imigrasi, jadi kerjasama antar lembaga ini sangat penting dalam rangka menanggulangi tindak pidana skimming," jelas Nico.

Ia menjelaskan dengan adanya kerjasama antar lembaga ini, pihak kepolisian akan dengan mudah mendapatkan informasi dari data-data yang diberikan oleh pihak imigrasi.

"Bahkan menurut kami tidak hanya imigrasi di Indonesia, kami juga mendapat informasi bahwa imigrasi mempunyai kesatuan di Asia dan dunia, sehingga data-data ini bisa diberikan dsn terjadi pertukaran informasi untuk menanggulangi ini," ucap mantan Dir Narkoba Polda Metro Jaya itu.

Sebelumnya diberitakan, beredar beberapa keluhan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di seluruh Indonesia, yang tabungannya berkurang secara tiba-tiba. Polisi akhirnya berhasil mengungkap misteri tersebut, dan menetapkan lima orang sebagai tersangka.

Mereka diduga pelaku yang membuat berkurangnya saldo puluhan nasabah BRI secara misterius di beberapa daerah Indonesia. Kelima pelaku ditangkap di lokasi berbeda.

Untuk diketahui, skimming adalah tindakan kriminal mencuri data kartu kredit atau debit, dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement