Rabu 21 Mar 2018 16:19 WIB

678 Hektar Sawah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir

Genangan yang terjadi selama 7 hari tidak merusak tanaman di persawahan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Bocah berjalan melintasi areal sawah yang terendam banjir. (ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Bocah berjalan melintasi areal sawah yang terendam banjir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SOREANG- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 678 hektar lahan persawahan terendam banjir dari total lahan sawah 3.563 hektar yang berada di 12 kecamatan dan 24 desa. Hal itu disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang terus menerus terjadi di wilayah Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Pertanian, Tisna Umaran mengungkapkan luas lahan sawah yang paling banyak terendam banjir berada di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. Sementara itu, sawah yang terendam berada di Kecamatan Ibun dan Soreang. Serta, Cileunyi, Pameungpeuk, Cikancung, Cangkuang, Banjaran, Rancaekek dan Margaasih.

"Genangan yang terjadi selama 7 hari tidak merusak tanaman. Karena tanamannya sudah berumur 20 hari-30 hari sampai ke 70 hari. Tanaman tersebut masih bisa bertahan," ujarnya, Rabu (21/3).

Menurutnya, lahan sawah yang terendam banjir tidak terlalu berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Bandung. Sebab, kerugian sawah yang terkena puso hingga berkurangnya produksi relatif sedikit. Katanya, yang paling parah hanya 3 hektar di Kecamatan Ibun dan Soreang.

 

Ia menganjurkan bagi para petani padi yang memiliki lahan di wilayah rawan bencana untuk ikut asuransi lahan pertanian. Secara teknis katanya, asuransi bisa difasilitasi oleh Petugas Organisme dan Pengganggu Tanaman (POPT) atau para penyuluh yang ada di wilayah Kecamatan masing-masing.

Dirinya menambahkan, Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Bandung sudah bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk subsidi asuransi lahan padi yang terdampak bencana. Baik karena pengaruh banjir, kekeringan maupun serangan hama penyakit.

"Dengan subsidi sebesar Rp 144 ribu, jadi dari Rp 180 ribu, premi yang harus dibayar dikurangi subsidi, petani tinggal membayar Rp 36 ribu saja perhektar. Setiap musim tanam (4 bulan sekali)," ungkapnya.

Tisna mengatakan pihaknya juga menyiapkan 6.250 kg benih padi untuk ditanam kembali oleh petani yang mengalami kerugian akibat lahan sawahnya terendam banjir.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement