REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta PT Freeport Indonesia peduli terhadap lingkungan khususnya sampah plastik di wilayah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Menurutnya Indonesia telah menjadi penyumbang sampah plastik nomor dua terbesar di dunia setelah Cina.
"Kita punya persoalan dengan plastik. Saya baca di buku bahwa keranjang untuk budi daya kepiting bisa dipakai selama kurang lebih empat tahun, nah setelah empat tahun menjadi limbah, diapakan ke depannya," kata Menteri Susi ketika meluncurkan program CSR PT Freeport Indonesia di Timika, Selasa, terkait budi daya kepiting dalam keranjang plastik, Selasa (20/3).
Susi meminta, keranjang plastik yang digunakan untuk budi daya kepiting dalam program pengembangan ekonomi masyarakat dibuang ke laut setelah tidak dapat digunakan lagi. "Sekarang hampir 160 juta ton plastik kita buang ke laut, satu hari nanti lebih banyak plastik daripada ikan di laut Indonesia. Ini juga menjadi perhatian saya karena setelah berkeliling tadi di Merauke saya lihat banyak kanal penuh dengan botol air mineral, saya yakin di sekitar desa-desa di Mimika juga sama."
Selain mengurangi keindahan kota, sampah plastik menurut Susi juga menimbulkan genangan air di mana-mana. Menurut Susi, persoalan sampah plastik bisa menjadi satu bom waktu bagi masyarakat Indonesia jika tidak segera menangani sampah yang ada di selokan-selokan dan perairan-perairan yang penuh dengan plastik.
"Kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik juga sangat penting. Jadi limbah dari program budi daya kepiting ini juga perlu penanganan jangan lagi dibuang ke laut, kalau tidak maka jadi sampah lagi," ujarnya.