Selasa 20 Mar 2018 09:34 WIB

Bogor Deklarasikan Gerakan Anti-hoaks

Deklarasi dilakukan guna meminimalisasi adanya kabar bohong serta ujaran kebencian.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Sejumlah polisi wanita (polwan) membawa poster saat Deklarasi Antihoaks. (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah polisi wanita (polwan) membawa poster saat Deklarasi Antihoaks. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Bupati Bogor Nurhayanti dan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Bogor beserta tokoh agama, tokoh pemuda, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melakukan deklarasi anti-hoaks. Deklarasi ini dilakukan guna meminimalisasi adanya kabar bohong atau hoaks serta ujaran kebencian yang makin banyak terjadi.

Menurut Nurhayati, maraknya berita hoaks menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik. Dengan keterbukaan informasi maka makin banyak informasi yang benar dapat diakses. "Sehingga, mesyarakat juga semakin cerdas memilih informasi yang benar," ujar Nurhayanti di Aula Divia Cita Polres Bogor dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (19/3) lalu.

Bupati Bogor ini juga menambahkan, berita hoaks dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab menyerupai berita asli dan ditambah data, guna meyakinkan publik. Hal-hal seperti ini dapat menyebabkan situasi menjadi kacau dan kurang kondusif, bahkan dapat memecah belah masyarakat.

Dengan adanya deklarasi anti-hoaks ini, pemerintah dituntut untuk cerdas menyikapi informasi serta membangun komitmen bersama untuk mendorong masyarakat agar berpartisipasi aktif. Langkah-langkah yang bisa dilakukan yaitu membersihkan laman dunia maya dari konten negatif serta memperbanyak konten positif yang cerdas dan mencerdaskan.

Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky mengatakan, deklarasi anti-hoaks digelar sebagai bentuk kepedulian bersama menangkal penyebaran berita bohong, fitnah, dan hasut di media sosial. Deklarasi ini juga dimasudkan guna meminimalisasi banyaknya berita hoaks yang beredar di masyarakat.

Kapolres meminta masyarakat agar lebih cerdas dalam menggunakan gawai, tempat penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian begitu masif. Masyarakat diminta untuk tidak langsung menyerbarkan kembali suatu informasi yang belum tentu kebenarannya.

Ia pun memastikan bahwa berita bohong itu sengaja disiarkan dengan maksud serta tujuan tertentu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Saya kira baik rekan-rekan media maupun masyarakat juga sama-sama akan dirugikan terkait adanya hoaks itu. Dalam pandangan agama, hoaks sama halnya fitnah. Dampaknya, kita terpecah belah atau saling curiga," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement