Senin 19 Mar 2018 17:24 WIB

ATM tanpa Petugas Keamanan Lebih Rawan Skimming

Pertokoan di tempat terpencil salah satunya.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Yudha Manggala P Putra
Transaksi di mesin ATM. Ilustrasi
Foto: Republika
Transaksi di mesin ATM. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi mengatakan, mesin ATM yang terletak di tempat umum lebih rawan dipasang skimmer (alat penyalin data nasabah). Pasalnya, lokasi di tempat umum tersebut kerap tidak diawasi oleh petugas keamanan.

"Pelaku-pelaku skimming ini meletakkan alat-alatnya pada ATM-ATM yang jarang dilakukan kontrol oleh manajemen publik area tersebut dan perbankan. Maksudnya, katakanlah pertokoan yang ada di tempat-tempat terpencil, waralaba-waralaba yang ada," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (19/3).

Salah satu kasus skimming yang diungkap kepolisian adalah yang dilakukan oleh empat warga negara asing. Alat skimming (skimmer) dipasang di tempat-tempat dengan keramaian pengguna ATM, namun minim pengawasan seperti di titik wisata.

Iqbal membenarkan bahwa para pelaku memang kerap mengincar mesin ATM dengan intensitas transaksi tinggi. "Jadi tempat yang berpotensi perputaran uang," ujar dia.

Untuk itu, Iqbal mengimbau agar para nasabah lebih berhati-hati dalam menggunakan ATM di mesin yang terletak di tempat umum. Ia sendiri menyebutkan bahwa modus ini sebenarnya bukan modus yang baru. Pada 2016 modus skimming ini juga pernah marak.

Namun, seiring berkembangnya waktu, modus yang dilakukan juga mengalami perubahan. "Sekarang mereka pakai modus skimming lusa bisa ada saja (modus baru) karena semakin canggihnya teknologi semakin canggih juga pelaku-pelaku mempelajari itu," ujar Iqbal.

Sebelumnya empat Warga Negara Asing (WNA) asal Rumania dan Hungaria dibekuk Polda Metro Jaya lantaran melakukan pembobolan ATM BRI lewat dengan modus skimming.Tiga orang pelaku yang merupakan WNA asal Rumania, yakni Caitanovici Andrean Stepan, Raul Kalai alias Lucian Meagu, dan Ionel Robert Lupu.

Satu WNA asal Hungaria adalah Ferenc Hugyec, dan satu WNI adalah Milah Karmilah.Polisi menyebut mereka telah melakukan skimming selama setahun belakangan. Alat skimmer dipasang di berbagai kota di Indonesia.

Di Kediri, sejumlah nasabah BRI juga mengaku kehilangan saldonya. Namun kasus ini, menurut Kepolisian tidak memiliki kaitan dengan empat pelaku yang ditangkap oleh Polda Metro Jaya. Dari pihak Bank sendiri telah menyatakan akan mengembalikan dana nasabah yang diakibatkan dari proses skimming ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement