Ahad 18 Mar 2018 23:30 WIB

19 Ton Sampah Diciduk dari Muara Angke

Pengerukan sampah di Muara Angke dilakukan sejak Sabtu kemarin.

Rep: Sri Handayani / Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah perahu nelayan bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (23/10). Kelompok Nelayan Tradisional (KNT) dan masyarakat pesisir di Muara Angke menolak dilanjutkannya proyek reklamasi dan terus berharap kepada janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Sejumlah perahu nelayan bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (23/10). Kelompok Nelayan Tradisional (KNT) dan masyarakat pesisir di Muara Angke menolak dilanjutkannya proyek reklamasi dan terus berharap kepada janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan reklamasi di Pantai Utara Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Kepulauan Seribu telah mengangkut 19 ton sampah dari Muara Angke sejak Sabtu (18/3). Pengangkutan dilakukan secara manual dengan mengerahkan 100 personel.

Sampah yang telah dikumpulkan dibawa menggunakan empat kapal fiber menuju Pelabuhan Kali Edem, Muara Angke, Jakarta Utara. Dari pelabuhan, sampah dibawa menggunakan mobil pengangkut sampah menuju tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Bantar Gebang, Bekasi.

"Kemarin (pengerukan sampah) sepenuhnya manual. Sebanyak 16 ton itu data semula sore kemudian masuk tipe kecil ke Bantar Gebang jadi 19 ton," kata Yusen di Kawasan Hutan Mangrove, Pluit, Jakarta Utara.

Hingga Ahad, pengangkutan sampah masih terus dilakukan. Kali ini petugas dibantu satu alat berat berupa amphibi excavator milik dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Sebanyak 400 personel dikerahkan. Hingga pukul 11.00 WIB, sampah yang berhasil dibawa mencapai tiga ton.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno akan melibatkan masyarakat untuk membersihkan Muara Angke. Ia juga menyiapkan sejumlah langkah untuk memastikan sampah bisa ditangani dari hulu.

"Ke depan kita akan tanam hutan bakau yg lebih besar lagi dan pengelolaan jaring untuk memastikan sampah itu bisa ditangani di hulu," kata Sandiaga di Pondok Pesantren (PP) Idrissiyah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (18/3).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement