REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Ketua DPP PKS Almuzammil Yusuf mengatakan, partainya bertekad mengajukan calon presiden (capres) alternatif pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Dengan turut serta menggandeng Gerindra, syarat minimal 20 persen kursi DPR sudah terpenuhi untuk melakukan langkah tersebut.
Muzammil mengatakan, sampai saat ini memang belum ada kriteria mendetail terkait calon presiden alternatif yang akan diajukan PKS bersama Gerindra. "Terpenting, sosok itu memang didukung dan disepakati oleh partai koalisi," ujar Almuzammil.
Untuk saat ini, PKS sedang berfokus melakukan sejumlah dialog bersama mitra koalisi. Setelah Gerindra, PAN akan menjadi target prioritas PKS berikutnya. Muzammil berharap koalisi PKS dan Gerindra bisa lebih besar lagi untuk membuka peluang lebih besar dalam pilpres 2019.
Nantinya, Muzammil menjelaskan, tidak hanya PKS yang berhak mengajukan nama untuk posisi calon presiden maupun wakil presiden. "Tiap mitra koalisi berhak mengajukan nama masing-masing dari mereka," ucapnya.
Sementara, Partai Gerindra tetap kukuh mencalonkan kembali Prabowo Subianto sebagai capres pada 2019 mendatang, meski PKS yang berkoalisi dengan Gerindra sejak 2014 memutuskan tidak mendukung Prabowo.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria yakin PKS tahu bahwa hanya Prabowo yang berpeluang besar mengalahkan pejawat Jokowi pada pilpres 2019. Riza mengatakan, bila PKS mengajukan nama baru untuk posisi capres, Gerindra tetap akan mendukung Prabowo maju sebagai capres.
"Saya kira PKS memahami dan mengerti bahwa yang memungkinkan, berpotensi, berpeluang, dan punya keyakinan menang melawan Pak Jokowi itu, ya, Pak Prabowo," kata dia. (Pengolah: muhammad hafil).