REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK — Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan pemilih muda menjadi penentu siapa pemimpin kedepannya dan kemana arah bangsa akan dibangun. "Generasi milineal ini dianggap melek teknologi tetapi apatis terhadap politik," kata Pramono pada acara Rock The Vote Indonesia: Electainment on Campus' di Taman Lingkar Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, UI Depok, Ahad (18/3).
Ia mengatakan jumlah pemilih muda mencapai 70-80 juta dari sekitar 193 juta pemilih atau mencapai 35-40 persen sehingga bisa mempengaruhi hasil pemilu. "Jadi harus diingat keberadaan bangsa ada ditangan mereka," ujarnya.
Jika mereka tak memberikan hak suaranya maka tentunya sedikitnya akan mempengaruhi legitimasi, karena dukungan publik yang rendah. Untuk itu, kata dia, perlu terus melakukan pencerahan dan pemahaman tentang politik dengan melakukan berbagai macam sosialisasi kepada pemilih muda.
"Kami terus berupaya menggandeng komunitas, perguruan tinggi untuk sosialisasi kepada generasi milineal untuk berpartisipasi dalam pemilu," katanya.
Hal senada dikatakan Komisioner KPU Jawa Barat Nina Yuningsih yang mengutarakan pentingnya pemuda dalam memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan Pilgub Jawa Barat untuk memilih pemimpin. "Berikan hak suara anda pada 27 Juni 2018 mendatang untuk menentukan pemimpin Jabar lima tahun mendatang," katanya.
Ia mengatakan jumlah pemilih muda pada Pilgub Jabar cukup signifikan. Untuk itu, keikutsertaan mereka untuk memberikan hak suaranya dalam Pilgub Jabar sangat penting sehingga bisa mempengaruhi pilihan pemimpin Jabar kedepannya.
Presiden Direktur CEPP FISIP UI Chusnul Mari'yah mengatakan pemilu merupakan kunci dari pembangunan negara di masa depan. Karena itu, semua, termasuk pemilih muda, harus turut terlibat dalam pelaksanaan pemilu.
Ia mengatakan kegiatan Rock The Vote Indonesia di antaranya belajar demokrasi, politik dan pemilu yang dirancang dengan metode diskusi di ruang terbuka dengan para tutor dari mahasiswa ilmu politik UI baik sarjana maupun pascasarjana.