Ahad 18 Mar 2018 11:37 WIB

Polisi Minta Masyarakat Segera Lapor Jika Kehilangan Saldo

Empat WNA dibekuk setelah membobol saldo nasabah BRI

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono memberikan keterangan kepada media saat rilis pengungkapan kasus mengedarkan uang palsu Dollar Amerika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono memberikan keterangan kepada media saat rilis pengungkapan kasus mengedarkan uang palsu Dollar Amerika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian mengimbau agar masyarakat segera melaporkan apabila saldo dalam rekening bank yang dimilikinya hilang secara misterius. Hal ini terkait dengan maraknya modus skimming yang dilakukan oleh pembobol bank, seperti yang diungkap oleh Polda Metro Jaya.

"Dengan adanya skimming di mana-mana ini masyarakat harus waspada kehilangan uang jangan sampai uang kita hilang, kita protect jangan sampai kita kehilangan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (18/3).

Kewaspadaan masyarakat misalnya dapat dilakukan dengan menutup tangan saat memasukkan pin ATM. Pasalnya dalam modus skimming ini, selain dipasang skimmer untuk menyalin data kartu, terdapat pula kamera pengintai untuk melihat kode pin yang dimasukkan nasabah.

Saat ini, kata Argo, penyidik Polda Metro Jaya masih bekerja melakukan pengembangan."Bagaimana kita nanti lakukan penangkapan kita tunggu saja penyidik di lapangan mudah mudahan nanti berhasil," ujar dia.

Pengembangan ini dilakukan menyusul pengungkapan empat pelaku warga negara asing (WNA) pelaku skimming. Sebelumnya, empat Warga Negara Asing (WNA) asal Rumania dan Hungaria yang dibekuk lantaran melakukan pembobolan ATM lewat dengan modus skimming.

Tiga orang pelaku yang merupakan WNA asal Rumania, yakni Caitanovici Andrean Stepan, Raul Kalai alias Lucian Meagu, dan Ionel Robert Lupu. Satu WNA asal Hungaria adalah Ferenc Hugyec, dan satu WNI adalah Milah Karmilah.

Polisi menyebut mereka telah melakukan skimming selama setahun belakangan. Alat skimmer dipasang di berbagai kota di Indonesia. Sayangnya, polisi belum menyebutkan secara rinci di kota mana saja skimmer tersebut dipasang.

Sejumlah barang bukti berupa deepskimmer, encorder, dan spy cam diamankan. Ribuan kartu ATM hasil skimming juga disita. Skimming sendiri merupakan tindakan kriminal mengakses data kartu kredit atau debit, dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit tersebut. Data tersebut kemudian digunakan untuk membuat kartu salinan dan digunakan untuk bertransaksi oleh pelaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement