Kamis 15 Mar 2018 07:24 WIB

Aktivasi Kereta Diharapkan Tingkatkan Wisata Pangandaran

Perlu ada alternatif lain transportasi umum yang murah menuju Pangandaran.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Bupati Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiriadinata (bertopi).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Bupati Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiriadinata (bertopi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten Pangandaran menyambut baik wacana pengaktivan kembali rute kereta Banjar-Cijulang. Pengaktifan rute tersebut akan menunjang pariwisata Pangandaran yang menguntungkan baik Pemkab Pangandaran dan PT KAI.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengapresiasi rencana PT KAI menghidupkan kembali rute Banjar-Cijulang yang sempat dihentikan karena kendala ekonomi. "Kereta bagus akan sangat bantu kalau diaktifkan lagi itu. Geliat wisata akan ada orang datang dari Jakarta kesini dan dari mana-mana," katanya pada Republika, Rabu (14/3).

Menurutnya, perlu ada alternatif lain transportasi umum yang murah menuju Pangandaran. Selama ini, sebagian besar masyarakat menggunakan bus saja. 

Jika ada yang menggunakan kereta tetap harus memakai bus setelah transit di stasiun Banjar. Sementara transportasi udara ke bandara Nusawiru terbilang mahal.

"Masyarakat perlu angkutan umum yang mudah dan murah, tidak macet kan kalau pakai kereta dan cepat juga," ujarnya.

Untuk saat ini, kata dia, Pemkab Pangandaran belum mengambil langkah apapun dalam upaya realisasi rencana tersebut. Sebab Pemkab Pangandaran menunggu koordinasi dengan PT KAI agar tidak tumpang tindih tupoksi.

Karena itu, Pemkab Pangandaran  menanti arahan lebih lanjut dari PT KAI untuk merealisasikan wacana tersebut. "Kami perlu koordiansi dengan KAI. Mana yang perlu tanggungjawab kami? supaya masing-masing ada fokus yang dikerjakan apa," ucapnya.

Sebelumnya, rute kereta Banjar-Cijulang mempunyai panjang jalur sekitar 82 kilometer dan melewati sejumlah stasiun. Jalur ini ditutup perlahan-lahan setelah dibangun pada penjajahan Belanda. 

Jalur Pangandaran-Cijulang ditutup sekitar tahun 1981 akibat jalur yang sudah lanjut usia. Sedangkan jalur Banjar-Pangandaran menyusul ditutup sekitar 1984.

Jalur Banjar-Banjarsari sempat diperbaiki pada 1997. Namun, jalur ini kembali ditutup ketika era krisis ekonomi di akhir kepemimpinan Presiden Soeharto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement