Kamis 15 Mar 2018 07:12 WIB

PKB Ajak Partai Islam Bersatu

Tujuan utama gagasan ini bukan mengajukan calon pemimpin pada Pilpres 2019.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Pimpinan Badan Penganggaran (Banggar) MPR  Lukman Edy.
Foto: MPR RI
Pimpinan Badan Penganggaran (Banggar) MPR Lukman Edy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara intensif menggagas poros alternatif, yakni dengan mengajak partai-partai berbasiskan Islam untuk bersatu. Akan tetapi, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy menjelaskan, tujuan utama gagasan ini bukanlah mengajukan calon pemimpin untuk maju ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, melainkan mendukung penyelenggaraan agenda keumatan.

Lukman menjelaskan, gagasan ini dikarenakan adanya kebutuhan mendesak agar umat Islam tidak terkesan terpinggirkan seperti yang sekarang terjadi. "Dengan berkumpulnya partai berbasis Islam, semoga nantinya kami dapat memiliki agenda yang sama," tuturnya ketika dihubungi Republika, Rabu (14/3). 

Setidaknya, ada lima program yang akan diusung PKB dalam poros ini. Di antaranya, peningkatan peran serta sumber daya manusia yang rahmatan lil alamin untuk mencegah oknum yang merusak tatanan Indonesia. Selain itu, perekonomian umat yang konkrit memberi keuntungan masyarakat turut menadi bagian dari agenda. 

Karena lebih memfokuskan pada agenda keumatan, Lukman menegaskan kemungkinan adanya pencalonan dari poros alternatif ini masih kecil. Apalagi, dia menyatakan, perlu koordinasi dengan partai-partai Islam lainnya untuk mengajukan nama calon. 

Adapun sejumlah partai Islam sudah menentukan arah koalisi pada Pilpres 2019. PPP sudah mendeklarasikan untuk mndukung Joko Widodo (Jokowi) sedangkan PKS kemungkinan melanjutkan koalisi dengan Partai Gerindra. 

Selain itu, Lukman menyatakan, PKB menginginkan mencalonkan cawapres untuk bresanding dengan Jokowi. “Sebab, sebagian besar pemangku kepentingan PKB masih menginginkan agar Muhamaimin Iskandar atau Cak Imin disandingkan sebagai cawapres dari Jokowi," ucapnya. 

Kendati demikian, Lukman tidak menutup kemungkinan poros alternatif ini bisa mengembangkan tujuannya dengan mengajukan calon pemimpin. Terlebih, apabila poros pertama dan kedua tidak fokus pada agenda keumatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement