REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, memiliki dua solusi menghadapi pergeseran peradaban dunia. Ia berpendapat, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang dimiliki Indonesia bisa jadi panutan menghadapi dunia yang majemuk saat ini.
"Bahkan, banyak tokoh Katolik di luar negeri yang mengapresiasi Bhineka Tunggal Ika dan mengatakan kalau itu bisa jadi model berbangsa dan bernegara," kata Din di Gedung Ibrahim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (14/3).
Ia melihat, manusia yang dianggap pusat kehidupan, serta bisa dan kuasa, yang menyebabkan terjadinya pergeseran besar peradaban, memerlukan solusi. Pertama, perlu ada nilai-nilai pengikat atau kesepakatan untuk hidup bersama, jadi slogan semacam Bhineka Tunggal Ika dalam skala global perlu dinaikkan.
Artinya, walaupun kita berbeda-beda bangsa dan agama, umat manusia tetap satu. Bahkan, lanjut Din, sebenarnya Islam jauh sejak 1.400 tahun lalu sebelum adanya Hak Asasi Manusia (HAM), telah pula memberikan solusi melalui hadirnya Piagam Madinah yang diprakarsasi Nabi Muhammad SAW.
"Yaitu agar bisa hidup berdampingan dan bersama, nah inilah yang diperlukan dunia saat ini," ujar Din saat menjadi narasumber Orasi Kebangsaan dalam Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54, Meneguhkan Pancasila Sebagai Ruh Dalam Politik Keindonesiaan.
Kemudian, harus ada slogan-slogan yang bersifat ideologi seperti yang Pancasila, dan jika didalami dengan jernih itu sangat mencerminkan nilai-nilai agama. Menurut Din, semua agama di Indonesia bersepakat dan menguatkan kesepakatannya sebagaimana yang telah diberikan para pendiri bangsa.
"Yaitu NKRI yang berlandaskan Pancasila bentuk final dan terbaik demi Indonesia yang bermajemuk, dan Pancasila itu kristalisasi dari nilai-nilai agama," kata Din.
Ia menekankan, Pancasila sudah final yang artinya dalam aktivitas bernegara, harus terus dijunjung tinggi sampai kapanpun. Modal utama berbangsa dan bernegara merupakan memiliki landasan seperti Pancasila, karena berkembangnya peradaban dunia, landasan seperti itu sangat diperlukan.
Untuk itu, ia merasa, alasan dewasa ini banyak tokoh dunia yang memberikan apresiasi pada Pancasila, lantaran sampai kapanpun akan tetap cocok untuk peradaban dunia. Bahkan, tokoh-tokoh dunia banyak memberikan apresasinya kalau itu bisa menjadi panutan dalam berbangsa dan bernegara.