REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Kecelakaan ringan pesawat Batik Air di Bandar Udara Rendani Manokwari, Papua Barat, Selasa (13/3) diduga murni akibat human error atau kesalahan manusia.
"Landasan pacu dalam kondisi baik, cuaca pun cukup bagus. Tidak sedang hujan atau angin," kata Kepala Unit Pelaksana Bandara Rendani Manokwari, Wahyu Anwar di Manokwari, Rabu (14/3).
Menurutnya, pilot pesawat dengan nomor penerbangan ID 6155 itu terlalu mengambil posisi ke kanan saat hendak berputar untuk persiapan take off atau lepas landas.
Akibatnya, roda belakang sebelah kanan pesawat Airbus seri A320-200 itu terperosok keluar dari landasan pacu. Selanjutnya ban ambles di bahu landasan hingga tidak bisa keluar untuk melanjutkan penerbangan.
Wahyu beryukur, proses evakuasi pesawat berlangsung lancar meski sempat mengalami kendala masalah peralatan. "Sekitar pukul 19.15 WIT tadi malam roda pesawat sudah berhasil naik ke aspal runway. Lalu pada pukul 19.40 WIT pesawat sudah di apron (area parkir pesawat), cukup cepat dibanding pesawat Sriwijaya waktu itu," katanya.
Wahyu menyebutkan, peristiwa ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas penerbangan di Manokwari pada Selasa. Hanya ada satu jadwal penerbangan pesawat yang tertunda, yakni Garuda Indonesia.
"Pesawat Susi dan Wings Air sudah sempat masuk. Hanya Garuda dari Jayapura yang tertunda," ujarnya.
Saat itu, pesawat Garuda sudah masuk di area Manokwari dan siap mendarat. Akibat kejadian itu, penerbangan pesawat tersebut dilanjutkan untuk mendarat di Bandara Dominie Edwar Osok Sorong.
"Garuda kemarin sudah berada di atas udara Manokwari. Karena kondisi dibawah masih dalam proses evakuasi sehingga kami tidak berani mendaratkan. Untuk mengurangi risiko keselamatan pesawat lanjut ke Sorong," ujarnya.