Selasa 13 Mar 2018 21:49 WIB

Aher Minta Ulama Ikut Dorong Perbankan Syariah di Jabar

Pangsa pasar perbankan syariah di Jabar baru sebesar tujuh persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Budi Raharjo
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemprov Jabar berkomitmen untuk ikut mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Jabar. Menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, saat ini perbankan syariah yang ada di Jabar baru 7 persen. Padahal, Jabar mayoritas beragama Muslim.

"Perbankan syariah di Jabar, baru 7 persen. Artinya, 93 persen perbankan di Jabar masih keungan nonsyariah," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher saat menghadiri acara Peresmjan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Cileunyi BPRS HIK Parahyangan, Selasa (13/3).

Aher menilai, untuk mengenjot pertumbuhan perbankan syariah di Jabar membutuhkan peran ulama. Yakni, baik ulama yang ada di majelis ta'lim, pesantren maupun MUI harus terus menyosialisasikan pada masyarakat agar menyimpan uangnya di perbankan syariah.

"Kan kalau kesadaran sudah ada, masyarakat yang memilik usaha menggunakan transaksinya dengan perbankan syariah maka otomatis akan memperbesar perbankan syariah tersebut," kata Aher seraya berharap bank syariah yang saat ini sudah ada di Jabar agar tetap bersih menjaga sistem syariahnya.

Aher mengatakan, semua harus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah. Karena, bisa saja sebenarnya banyak masyarakat yang ingin menyimpan uang di perbankan syariah tapi tak memiliki informasi seperti apa. "Kalau kesadaran masyarakat tumbuh, saya yakin bisa terkumpul dana yang cukup besar sehingga bisa memperbesar lembaga syariah di Jabar," katanya.

Bahkan, menurut Aher, ia bermimpi ke depan ada bank BUMN flat merah yang suatu saat nanti menjadi bank syariah yang besar. Sehingga, dana-dana timur tengah bisa masuk ke Indonesia. Karena, selama ini lembaga keuangan dari Timur Tengah biasanya selalu mencari bank syariah agar bisa bekerja sama.

Aher mencontohkan, saat ini Malaysia sudah memiliki bank syariah besar sebagai bank BUMN nya. Ia optimistis, suatu saat nanti bank umum di Indonesia akan ada yang menjadi bank syariah besar sehingga bisa memperbesar ekonomi syariah dan jadinmitra bank syariah di luar negeri. "Kalau secara kelembagaan disiapkan saya kira ini bukan cita-cita mustahil," katanya.

Dikatakan Aher, sebagai orang yang beriman dan ingin meraih keberkahan, saat ini ia pun hanya menyimpan uang di rekening bank syariah. "Jadi kalau saya terus menyuarakan ini rada pantas. Kalau bukan kita yang membesarkan syariah siapa lagi," katanya.

Menggunakan perbankan syariah, kata Aher, bukan semata-mata karena hitungan mate-matika. Tapi, di sana ada keberkahan yang valuenya sangat tinggi. "Memandang bank syariah jangan hanya keuntungan tapi dilihat dari keberkahan rezeki yang kita miliki," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement