REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meneliti potensi tsunami di sepanjang pantai selataan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua Tim Penyelidikan Endapan Tsunami Imun Maemunah mengatakan penelitian ini sejak Rabu (7/3) hingga Selasa (13/3) di kawasan pantai selatan Gunung Kidul.
"Adapun melakukan penggalian dan penelitians sejumlah pantai seperti di Pantai Ngrawe, Watukodok, Krakal, Kukup, Baron, Slili dan Sepanjang," kata Imun di Gunung Kidul, Selasa (13/3).
Tim peneliti menemukan unsur organik pasir halus yang diduga merupakan bekas terjadinya tsunami pada sekitar 640 tahun yang lalu. Pasir halus yang sudah bercampur dengan tanah liat tersebut merupakan potensi sisa-sisa pasir pantai yang terbawa arus tsunami pada masa lampau.
"Kami menemukan adanya endapan tsunami di sejumlah pantai di pesisir selatan. Mereka terkubur sedalam di dalam lapisan tanah. Usianya sekitar 640 tahun lalu," katanya.
Ia mengatakan tim peneliti akan melakukan proses penelitian terhadap unsur organik lebih lanjut di Australia, untuk mengetahui secara pasti waktu terjadinya tsunami pada masa lampau. "Karena keterbatasan peralatan kami akan mengirim hasi penelitian ke Australia," katanya.
Imun mengatakan hasil peneliatian akan direkomendasikan kepada pemkab sebagai rujukan dalam kebijakan mitigasi pemerintah dalam menghadapi bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi. "Nanti akan dikirimkan ke BPBD untuk membuat peta metigasi bencana," katanya.
Ia mengatakan hasil penelitian nantinya akan dikaji sehingga bisa diketahui potensi bahaya tsunami yang mungkin terjadi di kawasan pantai selatan serta informasi periode ulang bencana alam tersebut. "Nanti hasilnya juga akan dikirim ke kita untuk melakukan metigasi untuk penanganan bencana kedepan," katanya.