Selasa 13 Mar 2018 14:44 WIB

Pengamat Nilai Demokrat akan Pilih AHY daripada TGB

AHY memiliki kepentingan Demokrat yang lebih kuat dari Ketua Umum Demokrat, SBY.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik dalam penutupan Rapimnas Partai Demokrat 2018 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (11/3).
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik dalam penutupan Rapimnas Partai Demokrat 2018 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Paramadina, Toto Sugiarto menilai Partai Demokrat masih akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) daripada Tuang Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi pada panggung politik Pilpres 2019 mendatang. Hal itu disebabkan AHY memiliki kepentingan politik Partai Demokrat yang lebih kuat dari Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.

"Kita tidak pernah melihat kedekatan antara SBY dan TGB. Meskipun TGB sendiri adalah orang Demokrat, tapi dia tidak pernah terlihat duduk berdampingan, seperti mengobrol atau semacamnya," kata Toto kepada Republika, Selasa (13/3).

Ia menyebut Ketua Umum Partai Demokrat yakni SBY sendiri bukanlah orang yang tiba-tiba dapat mempercayakan sesuatu kepada orang yang tidak dekat. "Selama ini kan kita lihat hanya orang-orang dekatlah yang mendapatkan kepercayaan," tuturnya.

Oleh sebab itu, menurutnya, kemungkinan TGB akan diusung oleh Partai Demokrat sebagai capres pada Pilpres 2019 mendatang. Kecuali dalam keadaan tertentu, lanjutnya, seperti keadaan Jokowi pada 2014 lalu, di mana popularitasnya semakin meningkat dan mendukungnya untuk menjadi capres.

Selain itu, keinginan SBY untuk mengantarkan penerusnya yakni AHY, sudah sangat kuat. Sehingga pilihannya, SBY tetap akan mengusung AHY menjadi cawapres meskipun TGB nantinya jadi diusung menjadi capres. "Kalaupun ada capres lain, cawapresnya pasti AHY. Karena dia punya kepentingan politik untuk menyelamatkan AHY ini," ujarnya.

Ia menyebut, mengingat AHY sendiri telah keluat dari TNI, sehingga SBY harus bisa menempatkan AHY dalam satu posisi. Menurut analisanya, bila memang AHY ditempatkan menjadi cawapres, maka seharusnya capres bukan dari kalangan Partai Demokrat.

"Karena kalau capresnya orang Demokrat, kolam suaranya sama, jadi kemungkinan menangnya akan kecil. Hitungan politiknya seperti itu," tuturnya. Sehingga menurutnya, capres nantinya akan berasal dari partai lain yang memiliki elektabilitas yang tinggi, seperti Jokowi.

Hingga saat ini, kata dia, Partai Demokrat masih berharap untuk digandeng oleh Jokowi. Sebab bila tidak, Partai Demokrat akan berpaling dan kemungkinan akan merapat kepada Partai Gerindra dengan usungan Prabowo Subianto sebagai capresnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement