Senin 12 Mar 2018 19:17 WIB

Tim Khusus Investigasi Kebersihan Perairan Manta Point

Sebelumnya viral video yang menggambarkan banyaknya sampah plastik di area tersebut

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Tim khusus melakukan peninjauan langsung ke lokasi Perairan Manta Point di Nusa Penida. Seorang wisatawan asing asal Inggris bernama Rich Horner sebelumnya mengunggah video dirinya tengah diving di tengah lautan sampah di lokasi.
Foto: dok. Istimewa
Tim khusus melakukan peninjauan langsung ke lokasi Perairan Manta Point di Nusa Penida. Seorang wisatawan asing asal Inggris bernama Rich Horner sebelumnya mengunggah video dirinya tengah diving di tengah lautan sampah di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA PENIDA -- Tim khusus beranggotakan Kepolisian Resor (Polres) Klungkung, Polisi Perairan, perwakilan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, dan LSM Coral Triangle Center Denpasar melakukan peninjauan langsung ke lokasi Perairan Manta Point di Nusa Penida. Seorang wisatawan asing asal Inggris bernama Rich Horner sebelumnya mengunggah video dirinya tengah diving di tengah lautan sampah di lokasi.

Video Horner di akun YouTube tersebut menjadi viral di dunia maya setelah diunggah laman berita asing The Guardian. Ikan-ikan di Perairan Nusa Penida berenang di sekitar kumpulan plastik di laut lepas Bali.

"Kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, lembaran plastik, ember plastik, sikat plastik, sedotan plastik, keranjang plastik, kantong plastik, kantong plastik, plastik, plastik, begitu banyak plastik, kata Horner dalam videonya.

Kapolres Klungkung, AKBP Bambang Tertianto mengatakan tim langsung menggunakan kapal cepat menuju Perairan Manta Point. Dari Pelabuhan Toya Pakeh, tim belum menemukan adanya sampah di sekitar jalur perjalanan.

Sesampainya di /spot penyelaman Perairan Manta Point, tim tidak menemukan adanya tumpukan sampah di lokasi. Snorkeling pun dilakukan untuk melihat keberadaan sampah di dalam laut, namun kembali tim tidak menemukan sampah di sekitar lokasi.

"Kemungkinan keberadaan sampah plastik di sekitar Perairan Manta Point bisa benar seperti di video yang viral. Namun, keberadaan sampah di Perairan Nusa Penida sesungguhnya sangat bergantung cuaca," kata Bambang, Senin (12/3).

Ketika musim hujan, arus laut datang dari barat, angin bertiup dari barat ke Bali. Ini terjadi sekitar November hingga Februari setiap tahunnya. Biasanya pada bulan-bulan tersebut Nusa Penida dan pantai-pantai di Bali pada umumnya mendapat kiriman sampah dari luar Bali.

"Kami sengaja langsung turun ke lapangan untuk memberi rasa aman bagi wisatawan yang ingin melakukan penyelaman di lokasi, sembari mengimbau mereka lebih berhati-hati," kata Bambang.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika secara terpisah mengatakan video viral bule Inggris tersebut terlalu berlebihan. Meski demikian, Pastika tidak menyalahkan keberadaan video tersebut.

"Ini bentuk instrospeksi diri kita. Mari bersama kita terus membersihkan sampai, khususnya di pantai-pantai kita," ujarnya.

Pastika mengatakan selain sampah kiriman, sampah-sampah di Perairan Bali juga berasal dari kapal-kapal penyeberangan yang membuang sampah ke tengah lautan.

"Ini lebih ke perilaku tidak disiplin. Kami juga pasti menindak tegas jika ada yang tertangkap membuang sampah di laut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement