REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Kabupaten Kulonprogo, DIY, kini memiliki sarana baru berupa Gedung Taman Budaya (TBY). Gedung yang dibangun melalui dana keistimewaan selama empat tahun (2014-2017) senilai 43,8 miliar itu, dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang.
Senin (12/3), Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo melakukan soft opening dengan penanaman pohon sawo kecik sebagai tanda selesainya pembangunan gedung yang berdiri di atas tanah kas desa seluas 4,2 hektare tersebut.
Hasto dalam laporannya menejelaskan bahwa pembangunan konstruksi TBY dilaksanakan secara bertahap yang dimulai sejak 2014 dengan anggaran dari Dana Keistimewaan DIY. Rinciannya, pada 2014 sebesar Rp 3,3 miliar lebih, pada 2015 sebesar Rp 9,9 miliar lebih, 2016 sebesar Rp 4,3 miliar lebih, dan di 2017 sebesar Rp 26,3 miliar lebih.
Menurutnya, TBY Kulonprogo ini dilengkapi dengan bangunan joglo pendopo, mushala, panggung tertutup, gedung teater terbuka, rumah genset, gapura, pagar keliling, sound system, AC, dan fasilitas penunjang lainnya.
Selanjutnya, imbuh dia, di 2018 rangkaian pembangunan TBY Kulonprogo akan menyelesaikan pembangunan bangunan teater terbuka. Untuk menjaga kelestarian dan keamanan TBY, Pemkab Kulonprogo akan membentuk UPT baru dalam OPD pemda yang nantinya mengelola taman budaya ini.
"Harapannya, Taman Budaya ini dapat terpelihara, terawat, terjaga dengan baik," kata Hasto.
Adapun Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan agar Taman Budaya ini difungsikan dengan baik untuk pengembangan seni dan budaya di Kulonprogo. Hal tersebut mengingat pembangunan dan perawatan gedung ini memerlukan biaya yang sangat besar terutama untuk pemeliharaannya.
"Sehingga aktivitas-aktivitas atau pertunjukan atau pergelaran di taman budaya ini tidak semuanya harus gratis, tetapi juga bagimana nantinya UPT itu lebih kreatif mampu mengelola taman budaya," ujar Sultan.
Dengan demikian, kata Sultan menambahkan, setidaknya pemkab mendapatkan tambahan PAD untuk pengelolaan Taman Budaya mengingat perawatan fasilitas gedung ini relatif mahal dan Pemkab Kulonprogo tidak bisa mundur dari pengelolaannya.
Adanya sarana Taman Budaya ini pula diharapkan masyarakat setempat mempunyai kesadaran baru untuk tetap melestarikan budaya dan kearifan lokal yang menjadi kekuatan baru dalam konteks global. "Karena konteks global itu tidak selalu westerning, tetapi juga terjadi lokalisasi yang mempunyai konteks dihargai global," katanya.