REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izuh Fatah menilai menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pendamping Joko Widodo (Jokowi) merupakan pilihan rasional dan logis. "Itu pilihan rasional, logis," kata dia kepada Republika, Ahad (11/3).
Ia meyakini, apabila Partai Demokrat menyoyorkan AHY mendampingi Jokowi, maka sudah melalui pertimbangan ketua umum partai berlambang mercy itu, Susilo Bambang Yodhoyono. Ia mengatakan, SBY adalah sosok yang penuh pertimbangan, rasional, dan akademisi.
"(SBY) selalu bicara base on data and riset (berdasarkan data dan riset). Kalau merujuk ke data itu kuat, bukan mustahil (Demokrat sodorkan AHY), tutur dia.
Kendati demikian, menurut dia, apabila merujuk pada perhitungan logis, maka tak mungkin PDIP melepas begitu saja kursi cawapres. Kecuali, ada situasi dan kondisi politik tertentu. Salah satunya, ia mencontohkan Partai Golkar mengusung calon sendiri maju dalam Pilpres 2019.
Toto mengingatkan tak ada dukungan gratis dalam politik. Sehingga, menurut dia, apabila Jokowi ingin berpasangan dengan cawapres dari Partai Demokrat, maka harus bisa mengakomodasi kepentingan koalisi.
"Karena bukna tak mungkin PDIP sebagai pengusung utama, tak mendorong cawapresnya. Golkar, apa iya akan membawa dukungan grtais begitu saja," tutur dia.
Terkait Partai Demokrat beralasan ingin melihat visi misi Jokowi, Toto mengatakan seluruh partai sudah tahu bagaimana visi misi Jokowi ingin menjadi orang nomor satu di Indonesia. Dengan demikian, menurut dia, alasan tersebut hanya basa-basi politik.
"Dugaan saya, pasti ada kompromi lain yang lebih pragmatis," ujar Toto.