REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Blangbintang mendeteksi adanya tiga titik panas terpantau oleh satelit, berada di wilayah Aceh. Dari total 12 titik panas terdeteksi di Sumatera pada Sabtu (10/3), ada tiga titik di antaranya di Aceh.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria, mengatakan ketiga titik panas itu, lanjutnya, dari hasil pantauan sensor modis menggunakan Satelit Terra dan Aqua terdapat pada tiga wilayah kabupaten atau kota di Aceh. Titik panas tersebut berada di Aceh wilayah Tengah yang daerahnya "terisolir" akibat dikelilingi wilayah pengunungan seperti Aceh Tenggara terpantau satu titik di Kecamatan Babul Makmur.
Lalu di daerah dataran tinggi Gayo Lues mencapai 1.500 meter di atas permukaan laut terdeteksi satu titik di Kecamatan Pinding, dan Subulussalam di Kecamatan Simpang Kiri terpantau satu titik. "Analisis kami, ketiga titik panas ini belum menunjukkan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan. Paling tinggi 67 persen, dan paling rendah 60 persen," tegas dia.
Ia melanjutkan sembilan titik panas di Sumatera lagi, tujuh titik di antaranya berada di Provinsi Riau dan dua titik di Provinsi Sumatera Utara. Titik panas menunjukkan agar masyarakat lebih waspada kebakaran hutan dan lahan, terutama masyarakat di Aceh.
"Jangan buka lahan dengan cara membakar karena di Aceh memasuki musim kemarau," kata Zakaria.
Catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) setempat menyatakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Aceh selalu terulang dalam sepuluh tahun terakhir. "Kalau mulai terbakar itu, sejak tahun 2007. Tapi yang pernah sampai pengadilan, cuma ada beberapa kasus," ucap Direktur Eksekutif Walhi Aceh, Muhammad Nur.