Sabtu 10 Mar 2018 08:05 WIB

Ini Penyebab Masih Terjadinya KDRT

Enam dari 10 perempuan mengalami KDRT

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Esthi Maharani
KDRT (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menyebutkan beberapa penyebab masih terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Asdep Bidang Pencegahan KDRT Kementerian PPPA Usman Basuni mengatakan, pondasi rumah tangga yang tanpa cinta hingga kurangnya persiapan menikah menjadi penyebab KDRT. Selain itu, kata dia, pendidikan padangan juga memberikan pengaruh.

 

"Di Indonesia, rata-rata pendidikannya hanya sampai kelas dua sekolah menengah pertama (SMP), sedangkan Singapura di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Jadi, lihat saja (kasus) KDRT di Singapura tak banyak," ujarnya saat diskusi Kekerasan dalam rumah tangga dengan tema Implementasi Penyelenggaraan UU PKDRT, di Jakarta, Jumat (9/3).

Ini ditambah dengan pernikahan silang suku, agama atau perbedaan status sosial kaya versus miskin, atau cantik dan ganteng menikah dengan orang buruk rupa. Yang juga menjadi penyebab lain terjadinya KDRT karena seringkali suami berjudi, minum alkohol, narkoba, hingga selingkuh. Tak hanya itu, pasangan yang gagal merawat cinta juga bisa memicu KDRT. Kemudian meremehkan hal-hal seperti berterimakasih kepada pasangan atau memujinya juga akhirnya bisa menjadi KDRT.

"Selain itu, hilangnya dimensi ibadah," katanya.

Untuk mencegah hal ini terus terjadi, ia meminta pasangan yang ingin menikah supaya menyiapkan diri. Ini karena menikah penuh dengan tanggung jawab. Sebelum menikah, pemikiran pasangan harus disiapkan.

"Ini terbukti menurut data SPHPN 2016, enam dari 10 perempuan mengalami KDRT," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement