Sabtu 10 Mar 2018 05:11 WIB

Melihat Strategi Railink Menjaring Penumpang

Railink memberikan diskon pembelian tiket untuk penumpangnya.

Dwi Murdaningsih
Foto: dokpri
Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dwi Murdaningsih, wartawan Republika

Operator Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta, Railink, memberikan diskon pembelian tiket untuk penumpangnya. Pada Jumat (9/3), Railink mengatakan diskon tersebut merupakan apresiasi dan memenuhi antusiasme masyarakat. Diskon tarif 50 persen diberikan kepada penumpang untuk pemberangkatan Sabtu dan Ahad, mulai 10 Maret. Saat ini, tarif kereta bandara adalah Rp 80 ribu untuk sekali perjalanan. Diskon diberikan hingga 27 Mei 2018.

Diskon yang diberikan Railink ini sebagai strategi untuk menarik penumpang lebih banyak. Mari coba menelaah antusiasme penumpang menggunakan kereta bandara. Penulis pernah mencoba menaiki kereta bandara pada saat masa uji coba. Saat itu, 31 Desember 2017, tiket kereta masih dibanderol Rp 30 ribu. Masa-masa uji coba, penumpang masih cukup ramai. Stasiun BNI City sebagai stasiun pemberangkatan masih tampak sepi, namun pengunjung cukup banyak.

Jangan dibandingkan dengan stasiun-stasiun KRL yang penumpangnya berjubel, di stasiun baru ini suasana masih terlihat lengang. Bangunan stasiun memang luas dengan fasilitas toilet dan mushola yang sekelas bandara. Beberapa penumpang kereta bandara ketika itu memang ingin mencoba kereta baru. Dalam artian, tidak semua orang yang naik kereta itu untuk tujuan ke bandara, lalu melakukan penerbangan.

Sempat ada gangguan listrik di jalur Sudirman. Kepada penumpang yang memang akan melakukan penerbangan, petugas menyarankan untuk menggunakan moda transportasi lain karena khawatir terjadi keterlambatan. Saat itu, ada pohon tumbang sehingga jalur dari stasiun BNI City untuk sementara agak terganggu.

Pemberangkatan sempat molor dari jadwal namun, masyarakat tetap antusias. Bisa jadi karena memang mereka hanya ingin menikmati sensasi naik kereta bandara, bukan naik kereta karena dikejar waktu menuju bandara. Satu gerbong hampir penuh oleh penumpang.

Pada 10 Februari lalu, saya menggunakan lagi moda kendaraan ini menuju bandara Soekarno Hatta. Dalam satu gerbong kereta, hanya ada sekitar 5 atau 7 penumpang rata-rata. AC menjadi terasa begitu dingin. Saat saya bertanya kepada petugas, kenapa penumpang sepi, petugas beralasan kereta bandara baru saja dinonaktifkan karena sempat terjadi insiden longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta, Tangerang, Senin (5/2) yang berakibat kepada operasional bandara.

"Barangkali masyarakat belum tahu kereta bandara sudah beroperasi kembali," ujar petugas.

Namun, ditengarai penumpang saat ini belum banyak menggunakan kereta bandara untuk keperluan 'mengejar waktu ke bandara'. Alasannya, untuk menaiki kereta bandara saat ini baru bisa dilakukan melalui stasiun-stasiun tertentu. Katakanlah bagi yang di Jakarta, baru bisa dari stasiun BNI City. Lokasi stasiun BNI City ini belum representatif bagi para pengguna jasa yang tinggal di Depok, Bogor, atau Bekasi.

photo
Kereta bandara Soekarno Hatta (Soetta) melintas di sekitar persawahan di kawasan Benda, Tangerang, Banten, Kamis (28/12).

Cukup jauh bagi pengguna yang tinggal di daerah-daerah penyangga itu untuk menuju ke Stasiun BNI City, demi menuju bandara. Memang menggunakan moda transportasi kereta bandara cukup menghemat waktu.

Perjalanan tanpa macet menjadi daya tarik sendiri menggunakan kereta ini. Harga Rp 80 ribu menjadi layak dibayarkan untuk perjalanan yang nyaman dan cepat. Namun tentu perjalanan dari lokasi rumah menuju Stasiun BNI City menjadi variabel tersendiri yang harus dihitung.

Mungkin cerita akan berbeda ketika stasiun Manggarai sudah selesai direnovasi sehingga penumpang bisa naik dari stasun Manggarai. Manggarai memang menjadi stasiun transit untuk rute-rute KRL di daerah penyangga utama seperti Bekasi, Depok dan Bogor.

Barangkali, Stasiun Manggarai adalah kuncinya. Sebab, sayang sekali investasi yang besar untuk proyek kereta bandara belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Sebagai informasi, Kereta Bandara secara penuh akan melalui 5 stasiun yaitu Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper dan Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Untungnya, Railink sedari awal mengatakan bahwa KA Bandara Soekarno Hatta bisa menjadi alternatif liburan pada akhir pekan. Kereta bandara ini diharapkan juga bisa mengedukasi anak-anak dan generasi muda untuk mencintai kereta api. Railink menilai KA bandara berpotensi tidak hanya sebagai moda transportasi yang mengantarkan penumpang ke bandara, tetapi juga sebagai destinasi wisata bagi keluarga. Sejak beroperasi pada 26 Desember 2017, KA Bandara Soekarno Hatta mengantarkan sebanyak lebih dari 100 ribu penumpang.

Semoga ikhtiar Railink untuk agar penumpang semakin antusias menggunakan kereta bandara (untuk tujuan yang sesungguhnya) bisa tercapai. Perlu diingat, tujuan awal kereta bandara semestinya adalah untuk mempercepat perjalanan menuju bandara, bukan sekadar untuk wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement