REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mewaspadai potensi bencana di tengah tingginya intensitas hujan. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan kerugian materiil akibat bencana maupun jatuhnya korban jiwa.
"Sesuai dengan prediksi BMKG (Badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika-red) hujan lebat diprediksi hingga 10 Maret mendatang," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Zulkarnain Barhami, Rabu (7/3).
Fenomena ini harus disikapi dengan peningkatan kewaspadaan menghadapi bencana. Sebab tingginya intensitas berpotensi menyebabkan bencana baik banjir maupun longsor.
Contonya pada Rabu (7/3) sore ini dilaporkan terjadi banjir cileuncang atau genangan air di jalan raya sekitar kawasan santasea atau belakang Terminal Tipe A Sukabumi.
Dampaknya lanjut Zulkarnain, arus lalu lintas sempat terhambat karena adanya genangan air. Diduga genangan air terjadi karena tidak berfungsinya saluran air dan posisi kawasan yang rendah sehingga tidak meresap air. Selain itu dilaporkan juga longsor yang melanda Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole.
Di sisi lain ungkap Zulkarnain, Kota Sukabumi masih menerapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor hingga 31 Mei 2018 mendatang. Sebelumnya wali kota Sukabumi telah menetapkan status tersebut pada 1 Desember 2017 hingga 31 Mei 2018.
Kewaspadaan menghadapi bencana juga dilakukan di Kabupaten Sukabumi.
"Kabupaten Sukabumi masih waspada dan siaga bencana longsor, banjir dan pergerakan tanah hingga Mei 2018," imbuh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman.