Rabu 07 Mar 2018 15:31 WIB

Komunitas Sepeda Tuntut Ruang yang Ramah

Pengguna jalan Jakarta masih belum cukup menghargai pengguna sepeda.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Kendaraan motor melintas disamping jalur sepeda kawasan Diponegoro, Jakarta, Selasa (20/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaraan motor melintas disamping jalur sepeda kawasan Diponegoro, Jakarta, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninggalnya pesepeda Raden Sandy Syafiek di Jalan Gatot Subroto seakan mengobarkan semangat komunitas sepeda untuk memperjuangkan ruang yang lebih ramah bagi para pesepeda di Ibu Kota. Perwakilan dari beberapa komunitas sepeda pun mendatangi Balai Kota untuk menuntut hal tersebut.

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan ada beberapa komunitas yang hadir ke Balai Kota, yakni Komunitas MTBFI, Komunitas Bike to Work, Komunitas Federal Jakarta, Komunitas Federal Tangerang, dan Komunitas Rocketers. Mereka memberikan beberapa masukan dan tuntutan.

Para anggota komunitas pesepeda meminta agar Pemprov DKI mengevaluasi penyediaan fasilitas jalur sepeda di jalan raya. Mereka juga ingin adanya perubahan perilaku masyarakat pengguna jalan agar memberikan rasa aman bagi pesepeda. "Percuma ada jalur sepeda kalau pengguna jalan ugal-ugalan," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).

Tak hanya itu, para pesepeda melakukan sosialisasi dan menginginkan pemilik gedung dan perkantoran agar memberikan ruang ganti dan kamar mandi bagi mereka. Untuk gedung perkantoran, mereka berharap adanya tempat parkir yang aman untuk sepeda. "Karena banyak kejadian sepeda hilang," kata Sandiaga.

Sandiaga mengusulkan setiap Jumat dijadikan hari khusus untuk mendorong masyarakat bersepeda di DKI. Pemprov DKI akan memberikan dukungan berupa mobil toilet dengan shower di beberapa titik di Jakarta.

Para pesepeda menuntut agar transportasi umum seperti kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), dan light rapid transit (LRT) memberikan ruang untuk sepeda lipat. Dengan begitu, moda-moda transportasi di Jakarta dapat menyatu.

Perwakilan pesepeda dari Komunitas Rocketers Muhammad Luthfi mengatakan para pesepeda menginginkan komitmen Pemprov DKI untuk menjalankan amanat Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. "Terutama pengadaan jalur sepeda, trotoar untuk sepeda, dan pejalan kaki yang aman," kata dia.

Khusus untuk pesepeda, mereka meminta agar gorong-gorong di jalan ditutup. Pemprov DKI juga harus memastikan kondisi jalan yang baik bagi mereka. Ia mengatakan Jakarta akan nyaman dan aman untuk bersepeda apabila para pengguna jalan saling menghormati orang lain. "Yang utama bagaimana kami bisa beraktivitas setelah sepeda dan bisa mandi dan beraktivitas aman dan nyaman," kata dia.

Pesepeda mengusulkan adanya bike sharing, sehingga sepeda bisa disewakan untuk orang lain. Orang-orang yang ingin berkendara jarak pendek dapat menggunakan fasilitas ini.

Beberapa dari usulan itu langsung direspons oleh Sandiaga. Ia meminta Kepala Dinas Bina Marga Yusmada Faizal untuk menutup gorong-gorong bekas konstruksi dengan plat supaya tidak membahayakan.

Sandiaga juga akan menambah jalur sepeda saat ini panjangnya baru mencapai 26 kilometer. Namun, ia menunggu usulan dari komunitas sepeda mengenai lokasi jalur yang dibutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement