REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut ada kelambanan merespon hoaks di Indonesia. "Presepsi belakangan karena ada kelambanan respon hoaks. Memang ada kesan tebang pilih terhadap masalah pemberantasan hoaks, kata dia dalam diskusi Indonesia Lawyer Club (ILC) bertema Siapa Dibalik MCA, Selasa (6/3).
Menurut Fadli, pemberantasan hoaks harus memberantas tuntas tanpa membuat hoaks baru. Pun, menurut dia, yang harus diusut yakni kenapa hoaks bisa timbul ke permuakaan. "Apakah ingin menyelamatkan kebenaran atau menyelamatkan kepentingan," katanya
Fadli mengatakan, sebelum ada era internet, kebenaran difabrikasi negara dan media arus utama. Sehingga kebenaran, seperti kebenaran tunggal. Namun, era informasi membuat orang mampu menciptakan kebenaran sendiri. Memang, butuh wasit untuk menengahi kejahatan siber, yakni polisi.
Fadli beranggapan mencuatnya hoaks di media sosial tak tertangani baik. Sebab, produksi dan reproduksi hoaks sulit dikendalikan ihwal mana kepentingan politik, mana kebenaran.
"Mestinya bagaimana penindakan dan pencegahan orangnya bisa ditangkap tanpa pandang bulu," ujar dia.
Ia mendukung, apabila polisi berkomitmen memberantas hoaks. Namun, ia mempertanyakan dari banyaknya laporannya terhadap terduga penyebar hoaks, tetapi tak pernah ditindaklanjuti polisi.