REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kedatangan Calon Gubernur Jabar nomor urut satu HM Ridwan Kamil ke Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon menuai antusias pengunjung dan pengelola makam, Selasa (6/3). Mereka mendoakan Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, terpilih menjadi gubernur Jabar periode 2018-2023.
Dukungan dari pengelola dan para pengunjung makam bertujuan agar Kang Emil memerhatikan pengelolaan makam Sunan Gunung Jati. Darmin, salah seorang pengelola makam, berharap Kang Emil menjadi pemimpin yang adil, tidak korupsi, dan mencintai rakyatnya.
Darmin bersama ratusan pengelola makam lainnya merasa yakin bahwa Kang Emil merupakan pemimpin yang istiqomah. Selain itu, lanjut dia, Kang Emil diyakini memiliki komitmen dalam merealisasikan janji-janjinya.
Pengelola makam lainnya, Tala, menilai Kang Emil merupakan orang baik dan memiliki komitmen memenuhi janjinya. ‘’Kalau sudah jadi, mohon dipenuhi janji-janjinya, jangan seperti pemimpin yang sudah- sudah yang sering melupakan janjinya,’’ ujarnya.
Sementara Kholil, pengelola makam, menyebutkan, saat ini terdapat 125 orang pengelola makam. ‘’Kami tidak digaji, hanya dapt upah dari sedekah para pejiarah,’’ ujarnya.
Untuk pemeliharaan situs bersejarah itu, Kesultanan Cirebon, kata Kholil, yang sering memberi bantuan. Untuk itu, Kholil berharap Kang Emil dapat memerhatikan makam Sunan Gunung Jati kalau terpilih nanti.
Menanggapi aspirasi itu, Kang Emil berjanji dan berkomitmen akan memberikan dukungan ke situs bersejarah tersebut. Menurut dia, bangsa ini tidak boleh sekali- kali melupakan sejarah. Makam Sunan Gunung Jati, tegas dia, merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Untuk itu, papar Emil, pemerintah wajib memeliharanya. ‘’Saya pribadi berkomitmen, sudah saatnya ada dukungan dari negara. Misalnya memberikan anggaran operasional tahunan untuk memastikan situs ini terpelihara dengan baik," ujarnya di sela agenda ziarahnya.
Menurut dia, di kawasan makam Sunan Gunung Jati terdapat guci-guci purba dari Tiongkok. Karena salah satu istri sunan berasal dari negeri Tiongkok.
"Di sini (makam Sunan Gunung Jati) bertebaran artefak-artefak sejarah yang sangat luar biasa. Dengan kebijakan saya, Insya Allah situs ini harus terperlihara dengan maksimal,’’ tambahnya.
Kepada pengelola makam dan pengunjung, Kang Emil menyampaikan rasa kagumnya terhadap tokoh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Hanya dalam tempo 50 tahun, papar dia, Sunan Gunung Jati berhasil mengislamkan tanah Jawa.
Padahal, ungkap dia, sebelumnya para penyebar Islam mengalami kesulitan sekitar 500 tahun. Ini artinya, tutur Emil, cara dakwah Sunan Gunung Jati mudah diterima oleh kultur budaya Sunda dan Jawa. Karena dia berdakwah dengan cara yang mudah diterima oleh masyarakat Jabar.
"Pesannya pada kepemimpinan kita berkomunikasilah dengan cara- cara yang mudah dipahami. Berdakwahlah dengan cara- cara yang santun agar hasilnya baik, seperti yang dilakukan Sunan Gunung Jati,’’ kata Kang Emil, seusai mendoakan leluhurnya di makam Sunan Gunung Jati.
Turunan Sunan Gunung Jati
Rupanya Kang Emil memiliki jejak sejarah keturunan dengan Sunan Gunung Jati. Emil mengetahui sejarah leluhurnya itu saat usianya 45 tahun.
Emil bercerita, Sunan Gunung Jati mempunyai istri dari Banten, yaitu Nyi Mas Kawung Banten. Punya anak Maulana Hasanuddin, dan Maulana punya anak Ratu Biru. Ratu Biru memiliki anak Syekh Rahmatullah, orang Banten yang menyebarkan agama ke Garut.
‘’Syekh Rahmatullah turun ke kakek saya, KH Muhyidin, lalu ke ayah saya, kemudian ke saya. Ini perjumpaan pertama kepada sejarah hidup saya yang sekian persennya datang dari sini,’’ ungkap Kang Emil.