Senin 05 Mar 2018 22:28 WIB

MUI Minta Polisi tak Ungkap Simbol Agama Pelaku Terorisme

Dengan tak menyebut identitas agama pelaku teroris, Islam tak merasa dikriminalisasi

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas meminta agar pihak kepolisian tidak mengungkap label agama pelaku terorisme ke publik, sehingga tidak menimbulkan rasa kebencian antar umat atau pun antara elemen bangsa. Tak hanya itu, kata dia, bahkan seharusnya polisi tidak menyebutkan suku daripada pelaku aksi terorisme.

Menurut dia, harus ada perbaikan di kalangan penegak hukum terkait simbol agama ataupun suku pelaku dalam penanganan kasus terorisme. "Saya mengusulkan begini, perlu ada manajemen persoalan di kalangan penegak hukum. Caranya itu, memotong tindakan pelaku dari simbol-simbol suku dan agama yang melekat kepada dia," ujar Anwar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/3).

Menurut Anwar, jika hal kepolisian melakukan itu, umat Islam tidak akan merasa dikriminalisasi oleh pihak kepolisian. Selain itu, bangsa ini juga akan aman dan tentram.

"Kalau seandainya polisi melakukan itu, umat Islam yang tadinya merasa dibawa-bawa itu akan mendukung polisi itu. Tapi kalau itu (terorisme) dikaitkan dengan kelompok Islam, lalu dia akan dianggap membenci Islam, itu kan repot juga," ucapnya.

Anwar pun menceritakan saat dirinya ingin diwawancara salah satu televisi nasional. Menurut dia, televisi tersebut meminta dirinya untuk memberikan pernyataan justifikasi bahwa ada kelompok Islam yang melakukan tindakan kebencian. Namun, dengan tegas Anwar menolak untuk diwawancarai lebih lanjut.

"Saya tidak mau saya dijadikan orang, organisasi dan jabatan saya untuk menjustiikasi, sehingga batal saya wawancara. Karena bagi saya, wilayah label-label agama dalam tindakan kriminal yang dilakukan oleh segelentir itulah yang membuat gaduh negeri ini," kata Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement