Senin 05 Mar 2018 19:40 WIB

Angin Kencang Rusak Rumah Warga di Tulungagung

Tanaman padi di lahan belasan hektare juga roboh.

Ilustrasi.
Foto: Antara/Rahmad
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Wonorejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/3). Sejumlah rumah warga mengalami kerusakan di bagian atap akibat peristiwa tersebut.

Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam peristiwa alam itu. Namun ,dampak merusak hujan-angin yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB itu juga menyebabkan belasan hektare tanaman padi petani roboh, pohon tumbang hingga menimpa jaringan kabel telepon milik PT Telkom.

"Saat kejadian cuaca berubah ekstrem. Hujan turun cukup lebat disertai angin kencang," tutur Solikhin, warga Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol.

Tercatat ada tujuh rumah yang rusak. Atap bangunan dari genting dan asbes porak-poranda terbawa angin sehingga jatuh berantakan di sekitar pemukiman cukup padat penduduk tersebut.

Namun, hujan angin tidak berlangsung lama. Hanya selang 15 menit angin yang berhembus kencang dari arah timur ke barat berangsur reda. Warga kemudian bahu-membahu melakukan perbaikan pascahujan reda. "Ya, spontan gotong-royong. Supaya rumah bisa ditempati lagi dengan nyaman dan aman," ujar Wawan, warga lain.

Petugas gabungan siaga bencana dari BPBD, PMK dan TNI/polri sempat datang melakukan pendataan. Mereka kemudian ikut membantu perbaikan atap rumah warga hingga selesai.

Pembersihan pohon tumbang juga dilakukan petugas PMK dibantu TNI/Polri untuk memudahkan pekerja dari Telkom melakukan perbaikan jaringan telepon kabel antarkecamatan yang melintas daerah tersebut.

Sementara terkait sawah yang sebagian tanaman padinya roboh, petani mengaku tidak terlalu berdampak terhadap hasil panen.

Kesulitan hanya dialami karena proses panen tidak bisa lagi dilakukan menggunakan mesin potong akibat sebagian besar tanaman padi yang roboh. "Ada sekitar tiga hektare di daerah sini yang rusak. Tapi tidak apa-apa. Cuma nanti panennya saja yang agak repot karena harus manual," ujar Mahmudi, petani Desa Wonorejo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement