Senin 05 Mar 2018 14:35 WIB

Selama Februari, Purwakarta 14 Kali Diguncang Gerakan Tanah

Curah hujan di Purwakarta masih tinggi, warga diminta waspada.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Tanah bergerak ilustrasi
Foto: Antara
Tanah bergerak ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Damkar dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, mencatat selama Februari kemarin ada 14 kasus gerakan tanah. Kondisi ini, membuat waspada. Sebab, sampai saat ini curah hujan yang turun di wilayah Purwakarta terhitung masih cukup tinggi. Sehingga, gerakan tanah masih jadi ancaman.

Kepala Dinas Damkar dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono, mengatakan, meskipun intensitasnya masih relatif kecil, namun kasus gerakan tanah ini tetap diwaspadai. Mengingat, wilayah Purwakarta ini sedari dulu memang rawan gerakan tanah yang mengakibatkan longsor.

"Ada 14 desa yang masuk zona merah gerakan tanah," ujarnya, kepada Republika.co.id, Senin (5/3).

Kasus terbaru, lanjutnya, terjadi di Kecamatan Sukasari. Gerakan tanah tersebut, menyebabkan jalan penghubung Desa Ciririp dengan Kertamanah amblas. Beruntung, konstruksi jalan tersebut masih mampu menopang beban di atasnya. Sehingga, jalan yang amblas tersebut tak terlalu parah.

Berbeda dengan di Sukasari, tebing setinggi 10 meter di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru mengalamai pergerakan. Akibatnya, tebing tersebut ambrol dan memutus jalur utama penghubung Kampung Pamalayan dengan Kampung Cikandang. Beruntung, ambrolan tebing tersebut tidak mengenai warga. Sehingga, kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa.

"Meskipun kasus gerakan tanah ini cukup tinggi, namun status Purwakarta belum darurat bencana. Masih waspada," ujarnya.

Dengan kondisi seperti ini, lanjut Wahyu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk ekstra hati-hati. Terutama, saat hujan turun. Jika hujan deras, pihaknya mengingatkan supaya masyarakat menjauhi daerah aliran sungai. Sebab, khawatir terjadinya banjir bandang.

Lalu, hindari daerah yang ada tebingnya. Khawatir akan terjadi gerakan tanah yang mengakibatkan longsor. Serta, diharapkan waspada bila berteduh di bawah pohon rindang. Karena, pohon tersebut rawan tumbang saat hujan disertai angin kencang.

Sementara itu, Kapolsek Sukatani AKP Suhartana, mengatakan, pihaknya juga turut siaga selama musim penghujan ini. Mengingat, Sukatani merupakan salah satu kecamatan yang rawan bencana longsor. Ada lima dari 13 desa yang rawan longsor. Termasuk, jalur kereta api yang melintasi wilayah itu juga terancam gerakaan tanah selama musim hujan ini.

"Selain pemukiman, kita juga mewaspadai jalur kereta. Sebab, bila cuaca ekstrim, jalur kereta yang melintasi Sukatani juga rawan terdampak gerakan tanah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement