Senin 05 Mar 2018 13:40 WIB

Cara NTB Dongkrak Wisatawan Saat Low Season

Tiga bulan pertama di awal tahun, tingkat kunjungan terbilang melesu.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua PHRI NTB Lalu Hadi Faisal di Mataram, NTB, Senin (5/3).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Ketua PHRI NTB Lalu Hadi Faisal di Mataram, NTB, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pariwisata merupakan sektor andalan bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Tingkat kunjungan wisatawan ke NTB juga terus tumbuh secara signifikan. Pada 2017, NTB mampu mendatangkan sekitar 3,8 juta wisatawan, atau melebihi target kunjungan yang dicanangkan sebanyak 3,5 juta wisatawan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faesal menjelaskan, pola-pola kunjungan wisatawan ke Lombok bervariasi. Biasanya, kata Hadi, lonjakan kunjungan ke NTB terjadi saat musim puncak atau peak season pada pertengahan bulan hingga akhir tahun.

Sedangkan, periode tiga bulan pertama di awal tahun, tingkat kunjungan terbilang melesu atau low season. Hal ini, lanjut Hadi, lumrah dalam sektor pariwisata di seluruh dunia.

Namun, NTB melakukan sejumlah upaya dalam mendongkrak tingkat kunjungan di masa-masa lesu seperti ini. Salah satunya melalui Lombok Sumbawa Great Sale (LSGS) 2018 yang berlangsung selama sebulan penuh, mulai 28 Januari hingga 28 Februari.

Selama LSGS 2018, terdapat 51 hotel di Lombok yang memberikan diskon rata-rata 65 persen bagi tamu yang akan menginap. Selain itu, potongan harga juga menyasar pada kategori lain seperti 30 persen untuk restaurant dan lesehan, 40 persen untuk travel agent, 40 persen bagi yang ingin berburu oleh-oleh khas, 30 persen untuk pusat rekreasi.

Menurut Hadi, kehadiran LSGS 2018 terbukti mendorong peningkatan kunjungan. Dari catatan PHRI NTB, jumlah rata-rata total kunjungan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara pada tiga bulan pertama di NTB menyentuh angka 70 persen. Sedangkan untuk rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara sendiri berkisar 50 persen.

"Memang bulannya agak menurun, tapi angka ini menunjukan adanya peningkatan. Mungkin karena adanya LSGS 2018 dan juga sejumlah pertemuan yang digelar di Lombok pada awal tahun," ujar Hadi Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (5/3).

Hadi melanjutkan, wisatawan Malaysia masih menduduki peringkat teratas dalam wisatawan mancanegara yang berlibur ke Lombok. Menurut Hadi, hal ini tidak lepas dari cukup banyaknya penerbangan langsung rute Lombok-Kuala Lumpur sebanyak tiga kali dalam sehari.

"Malaysia paling banyak ke Lombok, baru disusul turis dari Australia. Hal ini membuktikan pariwisata Lombok telah memiliki tempat di hati mereka," kata Hadi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement