Senin 05 Mar 2018 09:34 WIB

Ayat-Ayat Arkeologi dalam Alquran

Alquran banyak memuat berbagai aspek arkeologi.

Alquran Era Ottoman ditemukan
Foto: Anadolu Agency
Alquran Era Ottoman ditemukan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Akbar

Arkeologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kebudayaan masyarakat masa lalu melalui peninggalannya. Masa lalu sangat panjang, sehingga dibuatlah periodisasi. Misalnya, (1) Periode Prasejarah ketika manusia belum mengenal aksara atau huruf dan (2) Periode Sejarah ketika manusia telah menghasilkan bukti tertulis.

Arkeologi berkembang di berbagai negara dan cukup banyak pula arkeolog profesional yang meneliti secara lintas batas negara. Entitas negara diciptakan belum lama ketimbang kurun waktu hidup manusia di dunia. Selain itu mobilitas manusia yang sejak dulu sudah cukup tinggi membuat persebaran peninggalannya dijumpai di berbagai belahan dunia.

Peninggalan atau objek yang menjadi data arkeologi mencakup benda yang dapat dipindahkan (artifact), bangunan yang melekat di tanah (feature), faktor lingkungan alam yang melingkupi kehidupan manusia (ecofact), lokasi bermukim (site), kawasan atau antar-situs yang dijelajahi manusia (region).

Arkeolog juga meneliti sumber tertulis seperti prasasti, naskah, manuskrip. Di beberapa negara, arkeolog meneliti kitab suci, sehingga lahirlah kajian Biblical Archaeology. Kitab suci yang banyak dikaji umumnya Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Asosiasi peneliti Biblical Archaeology di Eropa terbentuk sejak 1850.

Alquran belum banyak dikaji para arkeolog ketimbang Bibel. Padahal, Alquran banyak memuat berbagai aspek arkeologi misalnya yang saat ini oleh ilmuwan disebut metodologi. Alquran sebagai petunjuk hidup dan matinya manusia juga menyebut beberapa ayat yang saat ini oleh ilmuwan disebut sebagai teori, metode, dan objek atau data.

Contoh dalam Surah Al-Hadid (57):4 Allah SWT menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Pembentukan alam semesta melalui proses bertahap, evolutif, atau tidak langsung sekali jadi. Tim Tafsir Ilmi Kementerian Agama bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam buku "Penciptaan Jagat Raya: dalam Perspektif Alquran dan Sains" tahun 2010 telah menafsirkan Surah An Naziat (79): 27-33. Proses secara bertahap dimulai dengan penciptaan alam semesta, pengembangan alam semesta, penciptaan matahari, penciptaan bumi, awal kehidupan di bumi yaitu air dan tumbuhan, dan diciptakannya hewan dan manusia.

Metode seperti survei atau observasi juga banyak disebut, misalnya manusia diminta untuk mengamati dan melihat langsung dengan cara berjalan di muka bumi untuk memperhatikan kesudahan orang-orang terdahulu, misalnya dalam Surah Ali Imran (3):137, Al-An'am (6):11, An-Nahl (16):36, An-Naml (27):69, Al-Ankabut (29):20. Allah SWT juga meminta manusia memperhatikan bekas-bekas peninggalan orang terdahulu misalnya dalam Surat Ghafir (40):21 dan 82.

Beberapa peninggalan telah diketahui dan yang lainnya menunggu untuk ditemukan para arkeolog. Contohnya, Maqam Ibrahim disebut dalam Surah Ali Imran (3):97. Ka'bah disebut dalam Surah Al-Ma'idah (5):97. Kota kaum Nabi Luth dalam Surah Al-Ĥijr (15):76 disebutkan terletak di jalan yang masih tetap dilalui manusia. Bahtera Nabi Nuh dalam Surah Hud (15):44 dinyatakan berlabuh di atas bukit Judi.

Salah satu bentuk periodisasi dalam Alquran adalah: (1) pembentukan alam semesta termasuk bumi, (2) saat manusia dihadirkan di bumi sampai masa kini (3) kiamat dunia dan alam semesta hancur lebur serta kehidupan kekal di akhirat.

Periode (1) dapat diteliti, meskipun pada saat pembentukan bumi, manusia belum tercipta. Arkeolog dapat menemukan bukti peninggalan manusia yang terkubur di dalam tanah. Namun, ekskavasi semakin dalam dapat dipastikan tidak menemukan lagi peninggalan manusia (virgin soil). Fakta ini menunjukkan bahwa usia bumi lebih tua ketimbang usia peradaban manusia. Ternyata periode (1) dan (2) dapat diterima akal dan terdapat fakta-fakta ilmiah yang dapat ditangkap pancaindera.

Alquran terdiri atas ayat-ayat yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Dengan demikian, Periode (3) cepat atau lambat akan terjadi. Pada saat itulah, giliran umat manusia yang diteliti kiprahnya selama berada di dunia.

 

*Doktor Arkeologi lulusan Universitas Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement