REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Golkar, Fahmi Idris menilai sosok calon wakil presiden (cawapres) yang ideal menurutnya harus yang lebih muda. Tidak hanya itu kepiawaian dalam mengelola ekonomi juga harus menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki cawapres Jokowi.
"Itu yang barangkali kekurangan (Jokowi) yang akan diberikan oleh si cawapres itu kepada presidennya kalau presidennya masih Jokowi," ucap Fahmi usai menggelar diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3).
Terkait sosok muda yang dimaksud, Fahmi tidak menampik bahwa tokoh muda dan mengerti masalah ekonomi tersebut adalah adalah Ketua Umum Paratai Golkar, Airlangga Hartarto. Namun menurutnya belum saatnya Partai Golkar mengumumkan siapa cawapres yang akan diusung partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Belum waktunya, kan saya bilang ini bukan perlombaan adu cepat.Masih ada waktu kan, kecuali mau dilakukan besok baru diputuskan hari ini," ujar mantan Menteri Perindustrian di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Sebelumnya, nama Jusuf Kalla (JK) juga sempat berhembus sebagai cawapres Jokowi. Namun Fahmi menganggap JK masih tergantung pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"(JK) bisa iya bisa tidak. Pak JK sendiri mengatakan beliau enggan masuk lagi di dalam lingkaran top eksekutif untuk putaran berikutnya. Pak JK sendiri yang mengatakan, seorang yang tidak mau kita dorong-dorong kan tidak logis juga," katanya.