REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI melalui kegiatan Geothermal Goes to Campus (GGTC) 2018, melakukan sosialisasi ke sejumlah perguruan tinggi yang dianggap memiliki potensi untuk mengembangkan panas bumi. Kegiatan bertema "Linking and Matching Education to Industry" tersebut, salah satunya digelar di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Kegiatan ini untuk meningkatkan wawasan mengenai geothermal atau panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan," kata Direktur Panas Bumi pada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Ida Nuryatin dalam siaran persnya, Jumat (2/3).
Ida mengaku, kegiatan program Geothermal Goes to Campus ini juga diharapkan dapat menjadi penghubung antara mahasiswa dengan perusahaan yang bergerak di bidang geothermal. Sehingga, nantinya dapat tercipta pertukaran ilmu yang dapat berkontribusi dalam memasyarakatkan geothermal.
Ida menjelaskan, konsumsi energi fosil di Indonesia saat ini masih mendominasi di berbagai sektor. Sedangkan kontribusi geothermal masih tergolong kecil, yaitu sebesar 7,7 persen dari total konsumsi energi nasional.
"Hal ini lah yang melatarbelakangi banyaknya kebutuhan akan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang geothermal ini," ujar Ida.
Dalam kesempatan ini, juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian (FTSLK) ITS dengan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM dalam kegiatan perkuliahan. Kesepakatan ini diharapkan bisa membantu kuliah umum maupun kuliah tamu terkait geothermal yang akan diadakan di ITS nantinya.
"Selain kegiatan perkuliahan, diharapkan kerja sama ini juga berlangsung untuk pelaksanaan Kerja Praktik (KP) maupun Tugas Akhir (TA)," ujar Wakil Dekan FTSLK ITS Budi Suswanto.