REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG -- Banjir yang melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Bandung menyebabkan ribuan hektar sawah ikut terendam dan mengalami kerusakan dan membusuk. Akibatnya, para petani terancam mengalami gagal panen.
Bendahara Desa Tegalluar, Ipan Ruspandi mengatakan di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang terdapat 400 hektar sawah yang terendam air banjir. Dampaknya para petani terancam mengalami gagal panen. "Ini pasti gagal panen. Airnya merembes masuk," ujarnya, Rabu (28/2).
Menurutnya, jika sudah terendam maka akan membusuk dan bau serta tidak bisa termanfaatkan. Katanya, banjir yang terjadi di Tegalluar sudah sering terjadi sejak pertengahan tahun 90-an. Sekitar Desember 2017 lalu, ratusan hektare tersebut juga terendam. Ia menuturkan, padi yang saat ini terendam ditanam oleh petani pada September-Desember 2017 lalu. Sedangkan musim panen raya diperkirakan datang pada Maret mendatang.
Dirinya mengatakan akibat banjir di Desa Tegalluar, musim panen yang seharusnya dua kali menjadi hanya satu kali. Selain itu, dari 400 hektar sawah hanya bisa memproduksi 300 ton padi. Saat ini katanya, tanah sawah yang ada kebanyakan sudah dijual kepada investor.
"Kalau lagi ada proyek, petani yang di sini biasanya jadj kuli bangunan, karena sudah enggak bisa mengandalkan hasil panen," katanya.
Sebelumnya, banjir yang melanda di Kabupaten Bandung sejak satu pekan lebih menyebabkan ribuan hektar sawah terendam banjir. Berdasarkan data Dinas Pertanian , total ribuan hektar sawah yang terendam mencapai 3071 hektar dengan ketinggian air 15 cm hingga 150 cm. Saat ini, di beberapa titik, banjir yang merendam sawah sudah mulai berangsur surut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bandung, Heru Kiatno mengungkapkan banjir yang merendam sawah di Kabupaten Bandung saat ini berangsur surut. Jumlah tersebut katanya berasal dari sembilan kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung.
Data tersebut dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, dari hari Jumat hingga Ahad kemarin. Sekarang sudah berangsur surut, ujarnya melalui sambungan telepon, Rabu (28/2). Katanya, di Kecamatan Cangkuang, Desa Pananjung, luas sawah yang terendam banjir mencapai 108 hektar kurang lebih selama lima jam dengan ketinggian 15 cm.
Kemudian, di Kecamatan Baleendah, Desa Andir, Desa Bojongmalaka, Desa Wargamekar dan Desa Baleendah banjir merendam sawah mencapai 421 hektar selama 48 jam hingga 4 hari dengan ketinggian 30 cm hingga 150 cm. Sedangkan di Kecamatan Dayeuhkolot, Desa Citereup, luas tanaman sawah yang terendam mencapai 47 hektar selama tujuh ari dengan ketinggian 40 cm.
Di Kecamatan Bojongsoang, tepatnya di Desa Lengkong, Cipagalo, Desa Tegalluar, Desa Bojongsari dan Desa Buahbatu, luas tanaman sawah yang terendam banjir mencapai 1294 hektar. Selama 1 hingga 5 hari dengan ketinggian 20 cm hingga 150 cm.
Di beberapa tempat lainnya seperti di Kecamatan Soreang, Desa Parungserab, sebanyak 105 hektar lahan sawa terendam selama satu hari dan di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran sebanyak 59 hektar selama satu hari. Di Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Nanjung Mekar,Desa Haurpugur mencapai 427 hektar selam 2-3 hari dengan ketinggian 30 cm.
Di Kecamatan Margaasih, Desa Margaasih luas sawah yang terendam 93 hektar selama empat jam, di Kecamatan Cileunyi, Desa Cileunyi Wetan dan Cileunyi Kulon sebanyak 512 hektar sawah terendam selama tiga hari dan Kecamatan Ibun, Desa Tanggulun sebanyak 5 hektar. Total 3071 hektar sawah yang terendam selama 4 jam hingga 7 hari dengan ketinggian 15 cm hingga 150 cm.