REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Calon Wakil Gubernur Jabar nomor urur 4 Dedi Mulyadi mendatangi warga korban banjir bandang di Desa Ciledug Lor, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Rabu (28/2). Kehadiran Dedi Mulyadi disambut dengan beragam permintaan dari warga setempat.
Sesampainya di lokasi, pria yang identik dengan iket Sunda berwarna putih itu, langsung dikerumuni warga korban banjir. Mereka meminta sejumlah bantuan kepada Dedi Mulyadi. Dedi tiba di lokasi tersebut didampingi salah satu tokoh Pesantren Benda Kerep H Dudung.
‘’Pak, tolong beliin alat mandi, kami kesulitan di sini untuk cari alat mandi. Alat sekolah anak-anakpun terendam pak,’’ kata Budi Sutrisno (46 tahun), salah seorang korban.
Spontan, permintaan berupa alat mandi dan alat sekolah untuk anak-anak dipenuhinya. Ia meminta koleganya untuk memborong sejumlah barang di toko kelontong setempat.
Kepala Dusun Ciledug Lor Sudin (40) menceritakan, banjir bandang terjadi secara tiba-tiba. Air bah langsung menerjang rumah warga dan berbagai macam tanaman pertanian di wilayah tersebut. Dalam hitungan jam, tidak kurang dari tujuh desa terkena dampak bencana alam.
‘’Ini baru surut, rumah warga sempat terendam dan tenggelam,’’ ujar Sudin kepada Dedi. Sudin menggantungkan permintaan agar warganya kelak bisa terhindar dari musibah banjir.
Sementara Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya kepada seluruh korban banjir. Kepada warga, Dedi mengaku bahwa kehadirannya bukan dalam rangka kampanye.
‘’Saya turut prihatin dengan kejadian ini. Semoga warga tabah dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan kampanye saya,’’ katanya. Bupati Purwakarta dua periode itu mengimbau, lingkungan dan alam sekitar harus selalu dijaga.
Kondisi lingkungan dan kerusakan hutan erat kaitannya dengan penyebab banjir. Kata Dedi, pembangunan di daerah hulu tidak boleh merusak tatanan lingkungan yang sudah ada. Kalau hutan dirusak, tegas dia, maka masyarakat di bagian hilir yang akan terkena dampaknya.
‘’Pembangunan harus terintegrasi dari hulu hingga hilir,’’ ujar Dedi. Menurut dia, aliran air sungai harus terjaga dan tidak boleh tersendat oleh sampah dan gundukan tanah. Kedua hal tersebut mengakibatkan pendangkalan sungai. Akibatnya, papar dia, bencana banjir terjadi saat musim hujan tiba.