REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin meminta masyarakat tidak cuek pada hoaks atau berita bohong yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Masyarakat harus peduli dan aktif melakukan pengamatan sebagai antisipasi. Jangan cuek dan terkesan tidak peduli," kata Din di Jakarta, Selasa.
Ia berharap seiring berjalannya waktu masyarakat sudah bisa mengenal berita palsu, berita yang provokatif, serta berita yang menyejukkan.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) itu mengatakan hoaks adalah bahaya besar karena bisa menjadi kendaraan pihak tertentu untuk melakukan adu domba dan fitnah. "Jelas sangat bahaya kalau sampai terjadi persebaran hoaks yang dalam bahasa agama dikatakan fitnah. Kalaupun berita itu benar, tetapi dipakai untuk menyudutkan pihak lain tentunya hal tersebut tidak dibenarkan juga oleh agama apa pun," ujarnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 ini meminta kepada umat beragama, terutama umat Islam untuk selalu harus berhati-hati terhadap berita yang belum tentu kebenarannya. Ia berharap hoaks tidak bertebaran menjelang pemilihan kepala daerah serentak tahun ini yang bisa membuat keruh suasana.
"Berita hoaks diembuskan dan disebarkan oleh kelompok-kelompok pendukung fanatik bagi sebuah kepentingan politik tertentu. Apalagi menjelang Pilkada, itu yang banyak terjadi, kemudian ditanggapi oleh fanatikus-fanatikus. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," katanya.
Agar hoaks tidak muncul terus menerus di masyarakat, Din meminta aparat bertindak tegas dengan melakukan pendekatan hukum secara adil tanpa pandang bulu.